MONITOR – Dua bulan sudah, kabar tumpahnya minyak dari blok migas di lepas pantai utara Jawa diperbincangkan publik.
Bermula dari munculnya gelembung gas saat re-entry drillng activity di sumur YYA 1, 12 Juli lalu, pukul 1.30 dini hari. Hingga pada 18 Juli 2019, tumpahan minyak dikabarkan mencapai pantai barat.
Masnyarakat sekitar pantai Karawang pun mulai gusar, lantaran mereka yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan khawatir tak bisa melaut, atau mencari ikan di sekitar pantai.
Namun, dua bulan berselang, kami mencoba menelusuri kawasan yang terdampak. Nampak warga yang profesinya sehari-hari sebagai nelayan, kini bahu membahu turut serta membersihkan sisah tumpahan minyak yang sampai ke pantai Karawang.
Beberapa warga mengakui, dengan adanya tumpahan minyak, mereka tidak bisa melaut dan mencari nafkah untuk keluarga, namun dengan bekerja mengumpulkan serpihan minyak yang sampai ke pantai, mereka tetap bisa menyambung hidup dengan bayaran 130 ribu per hari.
Kendati diakui, serpihan minyak yang datang kini tak sebanyak saat pertama tumpahan terdeteksi.
MONITOR, Jakarta - Pemerintah memperkuat koordinasi lintas sektoral untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat menjelang…
MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, melakukan pertemuan strategis dengan Menteri Agama,…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani secara resmi menutup Masa Persidangan II Tahun…
MONITOR, Jakarta - DPR RI mengesahkan Undang-undang Penyesuaian Pidana di akhir masa sidang. Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama hari ini membuka rangkaian peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80.…
MONITOR, Pati - Layanan pendidikan tinggi pada Kementerian Agama, terbuka untuk semua sebagai implementasi dari…