Aksi Demonstrasi Mahasiswa Tolak RUU KPK dan RUU KUHP, di Depan Gerbang DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/9). Foto: Monitor.co.id
MONITOR, Jakarta – Gelombang besar aksi mahasiswa yang terjadi di sejumlah daerah, Selasa (24/9) bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan telah melalui proses panjanga sebelumnya.
Demikian disampaikan Dosen Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang, Wijayanto PhD seperti dikutip, Rabu (25/9)..
“Di Semarang misalnya. Telah ada gerakan aliansi masyarakat Jawa Tengah, tokoh-tokoh masyarakat sipil, tokoh-tokoh lintas agama, juga aliansi akademisi yang ikut mengkritisi seleksi Capim KPK dan RUU KPK, namun diabaikan,” kata dia.
Tidak hanya itu, Wijayanto menuturkan, gerakan mahasiswa yang timbul terjadi berkali-kali namun terkesampingkan. Sehingga, gerakan di Jalan Pahlawan hari ini, Rabu (25/9) adalah kelanjutan dari aksi itu.
“Kekecewaan publik ini tentu saja juga terjadi di Jakarta, Yogya, Malang, Surabaya dan kota-kota lainnya. Apa yang menjadi aspirasi tidak didengar. RUU KPK ternyata disahkan,” ucap Direktur Center for Media and Democracy (LP3ES) Jakarta.
Pada saat bersamaan, lanjut Wijayanto, muncul RUU bermasalah lainnya seperti Rancangan KUHP dan RUU Pertanahan.
“Rancangan KUHP misalnya dipersepsikan membatasi kebebasan sipil, kebebasan pers dan terlalu banyak mencampuri ruang privat,”pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa pembakaran 13…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq memberikan perhatian terhadap maraknya praktik keberangkatan…
MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M segera mamasuki tahap kedatangan jemaah…
MONITOR, Jakarta - Sebagai bagian dari upaya penegakan ketentuan terkait Over Dimension & Over Load…
MONITOR, Jakarta - Siang itu, panas begitu terik menyengat di Madinah, tidak ada hembusan angin.…