MONITOR, Labuan Bajo – Musim kemarau Panjang yang mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia tidak membuat petani padi di Labuan Bajo, NTT mengalami gagal panen. Sebaliknya, mereka justru mampu meningkatkan produksi padi seperti saat panen di Sawah Handel Labuan Bajo, Manggarai Barat pada Rabu (18/9/2019).
Panen petani di Labuan Bajo terbilang sukses, pasalnya padi yang ditanam Bulan Juni 2019 lalu itu, tepatnya di Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat menghasilkan 8, 528 ton per hektar. Jumlah total luas lahan Sawah Handel sendiri ada 30 hektar. Dari jumlah itu, sawah yang mendapat intervensi pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) seluas 27, 6 hektar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Anggalinus Gapul mengapresiasi para petani karena responsive dalam penerapan teknologi dan jenis serta Teknik pemberian pupuk.
“Di sini kelompok taninya sangat responsif. Penerapan tekhnologinya berjalan baik. Misalnya pemupukannya berimbang terkait waktu dan cara pemberian pupuk. Lahan sawah ini dalam satu tahun bisa tiga kali panen,” kata Anggalinus.
Sehari sebelumnya, tepatnya pada Selasa (17/9) panen padi perdana di lahan seluas 80 hektar yang menggunakan sistem tanam Jajar Legowo (Jarwo) di Persawahan Lingko Wae Mata, Desa Nampar Macing, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat sukses mendongkrak produktifitas padi dari 4,6 ton per hektar menjadi 7,2 ton perhektar.
Sistem tanam padi Jajar Legowo (Jarwo) diakui Angga menguntungkan para petani. Hasil panen lebih tinggi dari sistem tradisional yang digunakan selama ini. Biaya pengelolahan area sawah pun lebih efisien.
“Jajar Legowo sudah mampu meningkatkan produktifitas hasil panen petani. Namun, sekali lagi, para petani tetap harus dituntun, dengan sering memberikan penyuluhan. Tentu yang tidak kalah penting di bidang peralatan. Pemerintah saat ini serius untuk turun memberikan bantuan dan penyuluhan agar petani punya semangat lebih untuk meningkatkan hasil pertanian mereka,” kata Angga.
Ia mengaku ini pertama kali bagi para petani di Desa Nampar Macing menggunakan sistem Jarwo. Petani dan penyuluh bekerjasama dengan baik sehingga hasilnya maksimal. Panen raya diharapkan menjadi momentum bagi petani untuk saling mendukung dan bekerja sama dalam pencapaian target produksi padi di Kecamatan Sano Nggoang.
Sebagai informasi, jenis padi yang ditanam pada lahan sawah yang sukses panen itu adalah Varietas Inpari 32. Salah satu kesuksesan panen tersebut juga tidak terlepas dari pemakaian pupuk jenis cair herbal Extragen.
Direktur Produsen Extragen, Atik Chandra yang hadir pada di kedua panen tersebut mengatakan pupuk cair herbal memang memiliki keunggulan tersendiri dalam mendongkrak produksi padi termasuk sifatnya yang alami membuatnya ramah lingkungan serta lebih ekonomis.
“Kita lihat sendiri di panen ini, walau kekeringan namun masih mampu memproduksi 8,4 ton, meningkat dari tahun sebelumnya,” katanya.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…