Korban perdagangan orang akhirnya kembali ke Tanah Air dengan selamat melalui bantuan PSI dan Pemerintah (dok: IG)
MONITOR, Jakarta – Rasa syukur dan haru diungkapkan Ketua Umum PSI Grace Natalie setelah sekitar sembilan perempuan korban perdagangan manusia di RRC dipulangkan dan bertemu dengan pihak keluarga.
Grace, begitu sapaan politikus PSI ini, tampak senang para korban yang rata-rata masih berusia belasan tahun ini akhirnya dipulangkan dengan selamat oleh Negara. Ia pun mengucapkan rasa terimakasih kepada sejumlah pihak, termasuk Presiden Joko Widodo, atas keberhasilan ini.
“Terima kasih pak Jokowi, Kemenlu, Kemensos, Rumah Aman, Kepolisian Republik Indonesia, dan semua pihak yang telah membantu proses pemulangan ini,” kata Grace Natalie, Sabtu (7/9).
Berikut ini kronologi yang diulas kembali mantan Jurnalis ini tentang proses pemulangan perempuan korban perdagangan orang yang cukup berliku tajam.
Setahun tertahan di RRC
Setahun lebih, para korban tertahan nasibnya di RRC. Mirisnya lagi, mereka kerap menerima perlakuan kasar, tidak menyenangkan bahkan tidak diperbolehkan pulang.
Dikatakan Grace, para keluarga korban ini meminta bantuan kepada PSI setahun yang lalu melalui Muannas Alaidid.
“Kami membawa mereka ke sejumlah pihak terkait namun harapan untuk bisa membawa mereka pulang sepertinya amat tipis. Padahal Polda Jabar sudah menangkap pelaku yang terlibat dalam transaksi perdagangan manusia ini,” terang Grace Natalie.
Drama pemulangan mencekam
PSI, yang kemudian turut bertanggungjawab atas nasib para korban ini ikut was-was. Grace menyebut drama pemulangan para korban sangat mencekam. Para korban ini memainkan perannya demi keluar dari “penjara” majikannya.
Ada yang pura-pura mandi, lalu kabur ketika pintu pagar terbuka bahkan hanya mengenakan daster dan handuk. Adapula yang berani loncat dari lantai 2 rumah tinggalnya. Ada juga yang nekad menerobos masuk ke hutan. Walhasil, para korban tiba di KBRI dengan selamat.
Akan tetapi, masalah tidak berhenti sampai disitu saja. Grace mengatakan para korban tidak bisa langsung pulang karena beberapa kendala yang dihadapi.
“Masalah belum berhenti sampai disitu. Mereka tetap belum bisa pulang karena masih terikat pernikahan dan tidak ada dokumen perjalanan,” tuturnya.
“11 bulan para perempuan ini tertahan di KBRI,” tambahnya lagi.
Namun beruntung, berkat bantuan Pemerintah, 14 WNI korban perdagangan orang bisa selamat pulang ke Tanah Air.
“Syukurlah pada 18 Juli 2019 kami berkesempatan menyampaikan hal ini kepada pak Jokowi . Beliau langsung memberi instruksi. Alhasil, 14 perempuan berhasil pulang ke Tanah Air bertemu kembali dengan keluarga,” pungkas Grace.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pertemuan kelompok parlemen negara-negara yang mendukung…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi V DPR Irine Yusiana Roba Putri mengecam keras pelecehan seksual…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina…
MONITOR, Jakarta - Rumah Tamadun, UMKM binaan Rumah BUMN Pertamina Pekanbaru sekaligus pemenang Pertamina UMK…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini menyiapkan program pesantren ramah lingkungan. Terobosan ini menjadi…
MONITOR, Jakarta - Dalam perdagangan internasional dan geoekonomi, setiap negara biasanya fokus pada kepentingan nasionalnya…