MONITOR, Banyuwangi – Adat dan budaya dalam mensyukuri nikmat hasil alam terus dilestarikan oleh warga masyarakat Dusun Pancer. Seperti pagi ini, Minggu (8/9/2019), ratusan masyarakat Pancer Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar ritual larung sesaji dalam rangka Petik Laut Pancer ke 43.
Upacara adat yang dihelat setiap awal tahun penanggalan hijriah itu dilakukan dengan melarung sesaji seperahu penuh menuju Pulau Mustaka. Sayuran, buah-buahan, gunungan nasi kuning dan juga hasil bumi dilarung di tengah laut lepas.
Antusiasme warga menyambut acara ini pun semakin terasa lantaran Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir langsung dalam rangkaian acara kali ini. Khofifah bahkan diarak dengan kereta kencana menuju TPI Pancer tempat dilakukannya pelarungan sesaji.
Bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Khofifah juga menyematkan anting-anting dan pancing emas di kepala kambing yang sudah disembelih sebelum kemudian dilepaskan ke laut lepas.
“Kearifan lokal ini adalah kekayaan adat istiadat dan budaya bangsa kita. Pak Jokowi sering menyampaikan bahwa Indonesia ini terdiri dari 714 suku. Dan semuanya hidup harmoni. Sebaliknya ada negara yang jumlah suku bangsanya sedikit seperti Afghanistan itu hanya ada 7 suku tetapi tidak mudah bersatu. Oleh karena itu mari kita syukuri nikmar ver Indonesia, nikmat persatuan dan persaudaraan. Tetap jaga Jawa Timur guyup rukun,” kata Khofifah.
Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan budaya bangsa. Mantan Menteri Sosial ini juga mengajak masyarakat dan antar tokoh agama agar terus berseiring melestarikan warisan budaya bangsa.
Di hadapan masyarakat kampung nelayan Pancer Khofifah juga mengatakan bahwa ia berniat untuk mengajak para nelayan Banyuwangi terutama nelayan Pancer untuk mengdopsi teknologi digital menggunakan gadget dalam mencari ikan.
Pasalnya Pemprov Jawa Timur bersama Pemerintah Pusat telah menyiapkan aplikasi digital bagi nelayan agar lebih mudah dalam mencari ikan. Aplikasi yang adaptif digunakan di handphone android itu bisa mendeteksi keberadaan ikan di dalam laut.
“Insya Allah dua minggu lagi kita akan uji coba di tiga Kabupaten. Yaitu di Lamongan, Pacitan dan Pamekasan. Tapi kalau nelayan di Pancer siap, kita juga akan terapkan di sini,” tegas Khofifah. Lebih detailnya untuk Kabupaten Lamongan yang akan diuji coba adalah di Brondong, sedangkan untuk Pamekasan di Pasean.
Dengan adanya aplikasi ini maka waktu nelayan dalam mencari ikan akan lebih efisien. Karena bisa mendeteksi keberadaan ikan sehingga nelayan bisa menentukan titik dimana mereka akan menebar jala dan menjaring ikan. Kemana nelayan harus melaut bisa ditentukan dengan adanya aplikasi nelayan ini.
“Selain waktu lebih efisien, BBM juga lebih efisien. Saya sudah cocokkan dengan Pak Bupati, kalau nelayan Pancer siap, maka titiknya juga akan kita siapkan di Pancer,” kata wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Mendengar itu, gemuruh suara nelayan pun bergema. Para nelayan antusias agar teknologi digital tersebut bisa sampai kepada mereka yang sehari-harinya bergantung pada pekerjaan mencari ikan di laut.
Khofifah optimistis bahwa nelayan Pancer akan mudah beradaptasi dengan aplikasi android untuk nelayan tersebut. Terutama dari segi infrastruktur, jaringan internet Banyuwangi sudah terbilang mumpuni.
Pasalnya Kabupaten Banyuwangi menjadi satu-satunya Kabupaten di Jawa Timur yang sudah terkoneksi dengan digital IT lewat terpasangnya jaringan fiber optic.
“Setelah fiber optic terpasang seperti sekarang ini, tinggal satu lagi bagaimana nelayan pegang handphone yang terkoneksi dengan aplikasi android ini. Jadi ikan dimana nelayan bisa dapat petanya dan mengantisipasi supaya bisa bekerja lebih efektif dan efisien,” pungkas Khofifah.
Aplikasi android ini sudah diterapkan di Indramayu. Jawa Timur ditentukan akan diujicoba di tiga titik. Namun ia akan mengajukan dua tambahan titik yaitu rencananya Pancer dan berharap juga diterapkan di Puger Jember.
Pangkas Perizinan
Selain akan menjadikan kampung nelayan Pancer sebagai titik uji coba penerapan aplikasi android pencari ikan, Khofifah juga menyampaikan tentang rencana pemangkasan dan penyederhaaan izin bagi nelayan.
Saat ini Pemprov telah membuat tim yang tugasnya mengkaji dan menginventarisir perizinan nelayan baik yang lewat pusat maupun yang lewat provinsi agar bisa dipermudah dan disederhanakan sistemnya.
Hal itu dikatakan Khofifah sejalan dengan perintah dari Presiden Joko Widodo pekan lalu agar ada penyederhanaan perizinan secara menyeluruh.
“Arahan untuk penyederhaan perizinan tidak hanya untuk investor tapi juga perizinan eksisting. Yang eksisting ini termasuk perizinan nelayan. Mereka kan sering mondar mandir di kesyahbandaran untuk mengurus beberapa macam izin dan rekomendasi agar bisa melaut,” kata Khofifah.
Mulai dari mengurus SIPI, mengurus perbaruan sertifikat, perizinan kapal dan banyak lagi. Khofifah ingin agar perizinan bagi nelayan ini dipermudah dan dijadikan satu kesatuan. Agar ada efisiensi penyederhanaan izin nelayan.
“Di pemprov kita sudah buat tim dan tim ini sedang melakukan evaluasi penyederhanaan perizinan yang harus kita lakukan. Baik yang di pemprov atau di pusat yang kita ajukan rekomendasi kita. Karena izin nelayan ini kan ada yang di Kementerian Kelautan dan Perikanan, ada juga yang di Kementerian Perhubungan. Kita sudah komunikasikan ini,” pungkas Khofifah.