JAWA TIMUR

Pemprov Jatim Bakal Adopsi Teknologi Deteksi Ikan untuk Nelayan

MONITOR, Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyambut baik rencana adopsi teknologi informasi oleh para nelayan di pesisir Jawa Timur.

Rencananya, nelayan di tiga kabupaten yakni Pamekasan, Pacitan, dan Lamongan akan diperkenalkan aplikasi android berbasis global position system (GPS) untuk mendeteksi keberadaan ikan. Dengan begitu, akan semakin memudahkan nelayan saat melakukan penangkapan ikan di laut. Kerjasama ini dilakukan Pemprov Jatim bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

“Sudah saatnya nelayan diperkenalkan digital IT untuk menangkap ikan. Jika saat ini nelayan mencari ikan menggunakan insting, apalagi lautan Indonesia sedemikian luasnya. Maka dirasa perlu penerapan teknologi agar kerja para nelayan kita semakin efektif fan efisien waktu, tenaga dan BBM nya tetapi maksimal jumlah tangkapannya,” ungkap Khofifah di Grahadi, seusai menerima Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Purbaya Yudhi Sadhewa,Jum’at (6/9).

Khofifah mengatakan, dengan aplikasi tersebut memungkinkan nelayan melihat dimana lokasi ikan berada, sehingga mereka bisa langsung menuju ke lokasi ikan yang sedang berkumpul tersebut.

“Poinnya nelayan tidak harus muter-muter, mereka tahu kemana tempat yang harus dituju. Dan tempat itu sudah dipastikan ada ikannya, sehingga mereka bisa hemat waktu, hemat energi dan tenaga tetapi mendapatkan hasil yang berlimpah,” imbuhnya.

Tiga kabupaten akan dijadikan pilot project pertama di wilayah Jawa Timur adalah Pacitan, Lamongan dan Pamekasan. Selanjutnya akan diperluas diseluruh wilayah pesisir Jawa Timur. Program ini merupakan bagian dari program 1 juta nelayan berdaulat yang diinisiasi oleh Kemenko Kemaritiman.

Selain uji coba penggunaan aplikasi android bagi nelayan, lanjut Khofifah, Pemprov Jawa Timur juga akan mencoba menerapkan teknologi pengawetan ikan dengan cara PIO (pengawetan ikan organik).

“Sebelumnya kan menggunakan es batu dan garam. Bahkan ada yang menggunakan bahan pengawet berbahaya bagi makanan seperti formalin dan boraks. Nah ini kita akan coba dengan menggunakan daun kesemek. Jadi tidak ada lagi yang namanya pengawetan menggunakan bahan-bahan kimia,” ujarnya.

Baik PIO maupun Aplikasi android ini sudah diuji coba di beberapa kabupaten di Jawa Barat, jadi Jawa Timur merupakan uji coba kedua. “Semoga ikhtiar ini dapat meningkatkan taraf kesejahteraan nelayan Jatim ,” tuturnya. (*)

Recent Posts

Kemenag Siapkan Anggaran Khusus Rp16,16 Miliar Perkuat Keagamaan dan Pendidikan Umat di 2026

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya telah mengalokasikan anggaran khusus untuk memperkuat…

2 jam yang lalu

Menteri Maman: Saatnya Fasilitas Publik Menjadi Rumah bagi UMKM

MONITOR, Jabar - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan pentingnya penggunaan…

5 jam yang lalu

JMM Minta Pemerintah Tetapkan Anggota Baznas Baru untuk Sinergi Program Asta Cita Presiden

MONITOR, Jakarta - Jaringan Muslim Madani (JMM) minta pemerintah segera menuntaskan seleksi Anggota Badan Amil…

5 jam yang lalu

Semarak Hari Toleransi Internasional, Kemenag Siapkan 18 Agenda Nasional

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan 18 agenda nasional…

6 jam yang lalu

PRABU Expo 2025 Dorong Transformasi Teknologi dan Daya Saing Produk UMKM

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menegaskan pentingnya…

8 jam yang lalu

Soroti Kasus Catcalling dan Polisi Bunuh Dosen, DPR Dorong Adanya Pengawasan Eksternal Polri

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Abdullah menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus pelecehan dan…

9 jam yang lalu