MONITOR, Jakarta – Ratusan massa yang mengatasnamakan Aktivis ‘Corong Rakyat’ kembali melakukan aksi unjuk rasa di halaman Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta Selatan, Jum’at (30/8/2019).
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kegelisahan masyarakat Indonesia terkait serangan interpensi dengan kritikan tajam menggunakan opini menyesatkan yang diarahkan kepada Pansel dan 20 Capim KPK yang lolos.
Dengan menggunakan topeng iblis, yang merupakan sebagai simbol penolakan atas opini sesat dan tudingan tak mendasar yang diarahkan ke Pansel maupun Capim yang lolos tersebut.
“Gentayangan Iblis ini sebagai simbol sebagai aksi mengecam pihak-pihak luar maupun internal KPK yang sengaja menggiring opini sesat, tudingan tak mendasar berujung fitnah yang diarahkan ke tim Pansel maupun Capim KPK. Ingat Sekar dan Wadah Pegawai KPK bukan LSM,” tegas Koordinator Aksi Dullah.
Lebih lanjut, Dullah menegaskan tidak ada alasan apapun meragukan untuk meragukan kinerja Pansel Capim KPK. Dia menyayangkan ada pihak-pihak luar, mantan Ketua KPK, LSM, dan internal KPK yang mempolitisasi bahkan mengkriminalisasi dengan mengkambing hitamkan Pansel KPK.
“Rakyat tidak boleh diam, jangan biarkan mereka mengganggu KPK yang milik rakyat ini diklaim sebagai milik individu maupun kelompok tertentu. Jangan menciptakan keonaran publik dengan membangun opini sesat tersebut. Pansel KPK jangan takut ancaman dari berbagai pihak,” terang Dullah lagi.
Dia menuding dibalik aksi kritik Pansel dan Capim KPK yang dilakukan oleh pihak tertentu itu memiliki agenda / kepentingan terselubung. Menurutnya, ada capim yang sedang mereka dukung dan terancam tidak lolos seleksi.
“WP KPK bak LSM punya hidden agenda dibalik serangan-serangan yang mereka lakukan,” sambung Dullah lagi.
Selain itu, kata Dullah, ada tudingan tak mendasar itu sebagai upaya pembunuhan karakter dan mencemarkan nama baik Pansel, Capim maupun institusi dari masing-masing Capim yang lolos tersebut. Dia menyakini 20 Capim yang lolos yang kemudian nanti disaring disetorkan ke Presiden Jokowi itu merupakan orang-orang pilihan dan layak menjadi Bos KPK pengganti Agus Rahardjo cs.
“Ada upaya pembunuhan karakter dengan menuduh tanpa bukti dan opini sesat. Jangan karena faktor like and dislike lantas melancarkan misi dengan fitnah dan giring opini yang ngawur,” sindirnya.
Lebih jauh, Dullah memandang ada kelompok yang ketakutan jika ada Capim yang lolos jadi Bos-bos KPK itu terungkap ada kasus-kasus yang sengaja di mangkrakin alias tidak diproses. Hanya mereka yang paham dibalik skenario busuk tersebut.
“Inilah kebobrokan internal KPK, melihat orang diluar dimasalahin tapi dapur mereka amburadul,” tambah Dullah.
Dullah mengingatkan bahwa asas praduga tak bersalah itu penting. Artinya, orang yang belum diputuskan bersalah tidak boleh dikatakan tersangka. Tuduhan yang dilontarkan kepada individu Capim KPK itu sama saja penghinaan kepada institusi tempat dia bekerja.
“Jangan emosional, berkoar-koar, stop bikin gaduh. Ingat pelemahan KPK juga bisa datang dari internal KPK juga, sekarang siapa yang bisa jamin para pegawai KPK ini bebas dari kepentingan tertentu, justru ini sangat berbahaya melakukan pelemahan dari dalam dengan cara terstruktur dan sistematis. Kami menduga ada penguasa KPK yang dapurnya tidak mau di usik,” jelasnya.
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…
MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…
MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…