PERTANIAN

Kementan Terus Kendalikan Hama Tikus Pada Tanaman Padi

MONITOR, Karawang – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus melakukan upaya pengendalian hama tikus yang menyerang pertanaman padi. Di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, petugas Pengendali OPT dari BBPOPT memberikan bimbingan tentang upaya pengendalian tikus.

“Tikus termasuk OPT yang sering menyerang tanaman padi, jadi harus dikendalikan kalau tidak ingin padi kita habis dimakannya,” demikian diungkapkan Yadi, Petugas Pengendali OPT dari OPT kepada para petugas dan petani di Rengasdengklok, Karawang, Kamis (29/8/2019).

Menurutnya, sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu mengendalikan tikus secara individu karena sumber makanan tikus tidak selalu berada di hamparan sekitar sarangnya. Dalam mencari makan, tikus akan bergerak secara menyilang atau berkeliling dalam luasan 150 meter, sehingga pengendalian tikus harus dilakukan secara bersama-sama dengan jarak pengendalian minimal 150 meter.

“Misalnya seorang petani mengendalikan tikus dengan pengemposan dan pemasangan umpan, tapi ternyata kok tanaman di hamparannya habis juga oleh tikus. Jadi penjelasannya, tanaman petani tersebut habis bukan di sebabkan oleh tikus yang bersarang di hamparannya melainkan tikus yang datang dari hamparan petani lainnya yang berjarak 150 meter,” ungkap Yadi.

Kepala Bidang Pelayanan teknis, Informasi dan Dokumentasi, BBPOPT Jatisari, Suwarman menambahkan pengendalian tikus harus dimulai dari awal, yakni sebelum pengolahan lahan. Beberapa cara atau metode pengendalian dapat dilakukan seperti melalui gropyokan masal, pemasangan umpan, fumigasi atau pengemposan, Trap Barrier System (TBS) dan Light Trap Barrier System (LTBS), serta pemanfaatan musuh alami.

“Bahkan, Kementan tahun 2018 lalu telah memberikan bantuan fiber untuk TBS dan LTBS. Waktu itu, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengalokasikan bantuan sesuai hasil koordinasi dengan Ditjen Tanaman untuk data wilayah-wilayah yang rawan serangan tikus. Ada 7 provinsi diantaranya Aceh, Sumsel, Sulsel, DIY, Jateng, Jatim dan Jabar seluas 15.551 ha yang kita pasang fiber sepanjang 649.868 meter,” jelasnya.

Jadi, sebut Suwarman, kunci keberhasilan pengendalian tikus ini adalah bagaimana mampu menggerakkan kekompakan para petani. “Kalau dilakukan sendiri-sendiri sama saja hasilnya karena jangkauan habitat tikus ini cukup luas, maka dari itu penting untuk melakukan gerakan pengendalian secara bersama-sama,” ucapnya.

Recent Posts

Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri manufaktur nasional melalui transformasi teknologi digital…

2 jam yang lalu

Puan: Gelombang PHK di Bali Bukti Sektor Ketenagakerjaan RI Tengah Rapuh, Pemerintah Harus Bertindak Nyata

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani memberi perhatian serius terhadap gelombang pemutusan hubungan…

4 jam yang lalu

14 Asrama Haji Siap Sambut Kepulangan Jemaah

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan haji saat ini memasuki fase pemulangan, tercatat 8.826 jemaah haji…

4 jam yang lalu

Perluas Wawasan Global Mahasiswa, Universitas Islam Depok gelar Program Student Mobility ke Malaysia dan Thailand

MONITOR, Kualalumpur - Universitas Islam Depok (UID) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda berwawasan…

5 jam yang lalu

Kementerian UMKM Perkuat Konektivitas UMKM dengan Industri Besar Melalui Skema Holding

MONITOR, Jakarta - Deputi Bidang Usaha Menengah, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bagus…

6 jam yang lalu

Kebijakan Imigrasi Trump Keras, BKSAP DPR Usul RI Buat Satgas Perlindungan WNI

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menyoroti…

7 jam yang lalu