POLITIK

Sandi Minta Pemerintah Hitung Untung Rugi Pemindahan Ibu Kota

MONITOR, Jakarta – Rencana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan menjadi perbincangan menarik. Pro kontra terhadap rencana pemindahan Ibu Kota pun terus bermunculan. Menanggapi ini hal ini, mantan calon Wakil Presiden di Pilpres 2019 Sandiaga Uno ikut berkomentar.

Dalam akun twitter pribadinya, mantan Wakil Gubernur Jakarta ini mengatakan, rencana pemindahan Ibu Kota ini harus dipikirkan secara matang, termasuk bicara untung dan ruginya ketika pemindahan ini tetap dilakukan.

Bahkan Sandi pun berharap, rencana pemindahan Ibu Kota tersebut ada keberpihakan pada kepentingan rakyat, bukan untuk segelintir orang.

“Perlu dipelajari betul berapa biaya yg akan dikeluarkan, biayanya darimana, menguntungkan siapa, berapa jumlah lapangan kerja yang akan bertambah, untuk siapa lapangan kerja yang tercipta, seberapa urgensinya, apakah ini sebanding dengan biayanya?” kata Sandi seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya, @sandiuno, Selasa (27/8/2019).

Kata Sandi, dirinya bukan pada posisi menolak pemindahan ibu kota, tapi ia ingin segala biaya, keuntungan dan kerugiannya harus diperhitungkan matang-matang.

“Saya ingin pemindahan ibukota ini tentunya tidak menambah utang negara. Saya ingin kebijakan ini telah melibatkan seluruh pihak, bukan hanya eksekutif saja,” imbuhnya.

Sandi menyebut, kalau dirinya berbicara terkait pemindahan Ibu kota ini hanya sebagai mitra pemerintah yang kritis dan konstruktif.

“Saya ingin memastikan bahwa segala keputusan dan kebijakan yang pemerintah keluarkan berpihak kepada seluruh rakyatnya, bukan hanya untuk segelintir orang,” tegasnya.

“Jika sampai pemindahan ibu kota ini terjadi, saya akan pastikan pemerataan betul-betul terjadi, bukan sekedar wacana,” sambungnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi resmi memilih lokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, sebagai ibukota baru Indonesia.

Jokowi mengaku, kajian soal pemindahan ibukota baru sudah dilakukan secara mendalam sejak tiga tahun lalu, adan ada sejumlah pertimbangan di balik terpilihnya Kaltim sebagai lokasi ibu kota baru.

“Alasan pertama, minimnya risiko bencana di Kaltim, termasuk gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga tanah longsor. Alasan kedua, lokasi strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Alasan ketiga, berdekatan dengan wilayah perkotaan yang berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda,” jelasnya.

Mantan Walikota Solo itu juga menyatakan, kawasan di antara Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara dipilih karena sudah memiliki infrastruktur lengkap dan tersedia 180 hektare lahan yang sudah dimiliki pemerintah.

Recent Posts

Bali Diingatkan Tak Perlu Latah Tiru Israel Atasi Krisis Pangan

MONITOR, Bali - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar…

25 menit yang lalu

Kementan Gandeng Pemda Bone Bangun Ekosistem Peternakan Kawasan Timur

MONITOR, Bone – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam membangun ekosistem peternakan rakyat di…

35 menit yang lalu

Hadiri Forum Umrah dan Ziarah di Madinah, BP Haji dorong Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi

MONITOR, Madinah - Kepala Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia (BP Haji RI), Mochamad Irfan Yusuf,…

38 menit yang lalu

Menteri Maman Tekankan Pentingnya Kolaborasi Antar Stakeholder dalam Pengembangan UMKM

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Maman Abdurahmanmenekankan pentingnya membangun semangat kolaborasi…

47 menit yang lalu

Kepala Bakamla Panen Kacang Tanah di Karangasem Bali

MONITOR, Bali - Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H.,…

1 jam yang lalu

Komisi I DPR Minta Pemerintah Maksimalkan Perlindungan ke Mahasiswa RI yang Ditahan di AS

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Junico Siahaan menyoroti penahanan seorang mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia…

3 jam yang lalu