MONITOR, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjamu makan siang tiga mahasiswi yang tergabung dalam Tim Barunastra ITS di Gedung Negara Grahadi, Selasa (6/8/2019) siang.
Bukan sembarangan, tiga mahasiswi tersebut adalah para jawara yang baru saja pulang dari ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat (AS) akhir Juni lalu.
Sabilah Margirizki, Aisyah Mutiara, dan Tiara Medina berhasil membawa pulang gelar juara dunia dalam kontes roboboat internasional di California dengan peserta dari berbagai negara di dunia.
Ketiganya berkesempatan menceritakan pengalamannya berhasil mempertahankan juara yang juga disandang Tim Banusastra ITS di ajang yang sama tahun lalu.
Secara khusus, Gubernur Khofifah memberikan apresiasi dan juga mengucapkan selamat atas prestasi membanggakan yang diraih Tim Banusastra ITS. Tentunya apa yang menjadi capaian Tim Banusastra ITS ini bukanlah hasil kerja instan apalagi kebetulan.
Melainkan setelah melalui proses penelitian, percobaan yang panjang, dan juga upaya tak kenal kata menyerah hingga bisa menjadi juara mengalahkan tim yang berasal dari berbagai belahan dunia.
“Research and development (RnD) itu sangat dinamis, dan pesat perkembangannya. Setiap orang, harus melakukan inovasi dan terus belajar agar tidak tertinggal. Dan yang lebih penting lagi hasil riset dan berbagai inovasi ini harus terkoneksi dengan dunia usaha dan dunia industri,” ucap Khofifah.
Sebab dikatakan gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini, bisa saja saat ini posisi kita di titik tertinggi. Namun saat yang sama pihak lain melakukan inovasi secara terus menerus sehingga melaju kencang meninggalkan yang lain. Oleh karenanya teruslah berinovasi dan berkreasi.
Ditegaskan Khofifah, dalam berinovasi, tidak boleh mengenal kata puas, apalagi menyerah. Melainkan harus terus mengembangkan kreativitas dan memaksimalkan potensi yang ada sehingga secara terukur mengalami peningkatan strata.
“Apa yang diraih Tim Banusastra ITS ini bisa menjadi teladan kita bersama. Inovasi tak boleh kenal kata henti. Kalau pun ada kendala, dicari solusinya hingga melahirkan hasil yang memuaskan,” imbuhnya.
Dalam jamuan makan siang tersebut diskusi tentang perkembangan dunia kapal robot dan kompetisi internasional berlangsung hangat.
Khofifah memberikan pesan dan nasihat pada Tim Banusastra ITS agar terus berkarya membawa nama harum Indonesia. Ke depan, ia juga berharap akan muncul juara-juara baru di bidang yang lain dari anak-anak berprestasi di Jawa Timur.
“Tidak hanya bidang robotik saja, tapi olahraga, matematika, fisika, kesenian, dan seterusnya. Saya ingin anak-anak Jawa Timur memaksimalkan kemampuannya dan membawa harum nama Jawa Timur dan Indonesia di tingkat dunia,” pungkas Khofifah.
Di sisi lain, Lead Official Tim Barunastra ITS, Sabillah Margirizki menjelaskan, di ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat (AS), setiap kapal robot diharuskan menyelesaikan secara mandiri pada lima misi yang berbeda.
Misi pertama bernama Autonomous Navigation. Dalam misi ini, kapal robot diharuskan untuk masuk dan keluar pintu yang sudah ditentukan secara otomatis dalam danau yang dijadikan ajang lomba. Masih dalam danau yang sama, berikutnya kapal robot itu melakukan misi Speed Challenge. Kapal robot ini memasuki rintangan dan berputar balik di titik tertentu.
“Kecepatan kapal perlu sangat diperhatikan dalam babak ini,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Sabil ini dalam keterangan untuk media.
Selanjutnya, misi yang ketiga yaitu Automated Docking, dan dilanjutkan dengan misi Raise the Flag. Yang terakhir misi Find the Path juga harus dipecahkan oleh kapal robot dengan masuk ke rintangan dari banyak bola dan memutari balik suatu titik yang kemudian keluar lagi dari rintangan berbagai bola itu.
Dikatakan mahasiswi Departemen Statistika ITS tersebut hasil kompetisi itu menunjukkan bahwa Tim Barunastra telah sukses mempertahankan posisi gelar dunianya. Sejak tahun 2016, Tim Barunastra ITS selalu tampil gemilang dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Secara berturut-turut peringkat dalam kompetisi dunia ini adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (peringkat 1), Embry Riddle Aeronautical University – AS (peringkat 2), Universitas Indonesia (peringkat 3), Hagerty High School – AS (peringkat 4) dan VTEC – Meksiko (peringkat 5).
“Percaya bahwa sebuah pencapaian pasti diraih dengan usaha, nothing worth having comes easy,” pungkas Sabil.