PERTANIAN

Ekspor Hortikultura Tahun Ini Diharap Lampaui Target

MONITOR, Jakarta – Kinerja hortikultura menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan sepanjang tahun 2018 sampai saat ini. Tercatat angka Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) hortikultura naik 3,6% begitu juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang naik 36,2% jika dibandingkan tahun 2014. Ditahun yang sama, upaya pemerintah untuk menggenjot ekspor hortikulturapun berbuah manis, volume ekspor naik 10,4% dari 394 ribu ton menjadi 435 ribu ton dengan nilai 6,30 triliun Rupiah.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), di tahun 2018 terdapat kenaikan yang signifikan pada komoditas buah yaitu manggis yang mencapai 285%, mangga 123%, dan salak 29% sedangkan komoditas sayur masih didominasi dengan kapulaga 27 ribu%, kacang panjang 2,7 ribu% dan wortel 382%. Komoditas florkultura, bunga lili naik mencapai 693%. Bahkan, pertama kali dalam sejarah Indonesia neraca perdagangan durian surplus 735 ton di tahun tersebut.

Negara tujuan ekspor untuk produk hortikultura tidak lagi terpusat di negara tetangga namun mampu merambah ke Asia pasifik, Amerika, Uni Eropa, Timur Tengah bahkan Afrika. Terhitung produk hortikultura Indonesia berhasil menembus 113 negara.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto yang hadir pada acara pelepasan ekspor bawang merah di wilayah Marunda, Bekasi menyatakan kegembiraannya atas kinerja positif sektor yang dipimpinnya ini. Sebagai orang nomor 1 (satu) di Direktorat Jenderal Hortikultura mengaku gembira atas pencapaian tersebut. “saya kira program pemerintah saat ini sudah on the right track. Terbukti, untuk horti saja mengalami peningkatan yang luar biasa mulai dari tercapainya mandiri bawang merah dan cabai nasional sampai dengan kinerja ekspornya. Tahun ini kita targetkan naik” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Anton ini menyampaikan pesan dari Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman untuk tidak berpuas diri dengan pencapaian ini serta terus mendorong tercapainya target ekspor di tahun 2019. “upaya (Kementerian Pertanian-red) untuk menggenjot ekspor komodoitas pertanian tetap menjadi prioritas. Salah satu terobosan yang kita lakukan yaitu memangkas perizinan yang sebelumnya bisa mencapai 3 bulan, kini eksportir hanya butuh 3 jam untuk mendapatkan izin ekspor melalui sistem online”.

Anton menambahkan tantangan di pasar global semakin ketat, sesama produsen saling bersaing dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk. Negara berlomba-lomba menurunkan tarrif sehingga harga lebih bersaing di pasar. “saat ini kita tidak lagi bisa bergantung pada penetapan tarif impor yang dianggap out of date. Ke depan, kita harus fokus dengan daya saing produk hortikultura nasional sehingga mampu menjadi raja di negeri sendiri” tutup Anton.

Recent Posts

Jubir Kemenperin: Pernyataan Menperin Bukan Retorika Keluh Kesah, Tapi Sarat Makna

MONITOR, Jakarta - Pernyataan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, tentang “Sulitnya membangun manufaktur Indonesia dan mudah…

3 jam yang lalu

PPIH Terbitkan Edaran Penggabungan Pasangan Jemaah Haji yang Terpisah Penempatan di Makkah

MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi merespons harapan jemaah haji Indonesia…

4 jam yang lalu

PT Daikin Buka Pabrik Baru, Komitmen Majukan Industri Elektronika

MONITOR, Jakarta - Industri elektronik nasional menunjukkan kinerja yang semakin positif dan berdaya saing, seiring…

7 jam yang lalu

BAM DPR Tolak Potongan Tarif Ojol Naik 20 Persen, Adian: Setuju 10 Persen

MONITOR, Jakarta - Suara para pengemudi ojek online (ojol) menuai perhatian serius dari Badan Aspirasi…

8 jam yang lalu

Gelombang I Tuntas di Madinah dan Gelombang II Dimulai di Jeddah, 14 Kloter Dijadwalkan Tiba

MONITOR, Jakarta - Operasional penerimaan jemaah haji Indonesia memasuki fase baru pada Sabtu, 17 Mei…

10 jam yang lalu

Tiket Indonesia vs Tiongkok di Livin by Mandiri Habis, Penjualan via KitaGaruda.id Dibuka Besok

MONITOR, Jakarta - Tiket Timnas Indonesia versus Tingkok pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde…

14 jam yang lalu