Jumat, 26 April, 2024

Sri Mulyani Klaim Ekonomi Nasional Masih Sangat Positif

MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian nasional tetap menunjukkan capaian positif saat ekonomi global bergejolak. Ia menjelaskan, salah satu indikasinya adalah realisasi defisit APBN terkendali pada level yang lebih rendah dari yang ditargetkan.

Selain itu ia menambahkan, keseimbangan primer semakin membaik dan ada perbaikan pada indeks pembangunan manusia, rasio gini, serta persentase penduduk miskin.

Gejolak global itu adalah, kata dia, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang sempat menekan kondisi perekonomian Indonesia. Dalam tanggapan Pemerintah ini, ia mengatakan pihaknya sangat menghargai pandangan fraksi-fraksi DPR RI atas laporan pertanggungjawaban Pemerintah soal pelaksanaan APBN 2018.

“Pemerintah sangat menghargai pendapat dan pandangan seluruh fraksi agar Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, sehingga keuangan negara dapat digunakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Sri Mulyani Indrawati di hadapan Rapat Paripurna DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (16/7).

- Advertisement -

Dalam menentukan angka asumsi pertumbuhan ekonomi, sambung Menkeu, Pemerintah serius mempertimbangkan kondisi aktual berbagai faktor, khususnya sisi permintaan dan penawaran agregat yang tidak bisa lepas dari pengaruh dinamika perekonomian dunia dan domestik.

Dalam menetapkan asumsi pertumbuhan, misalnya, Pemerintah dipengaruhi mekanisme pasar eksternal yang di luar kendali Pemerintah sendiri.

“Namun, Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk meminimalisir risiko. Perubahan dan perkembangan ekonomi yang begitu cepat tentu akan memberikan dampak terhadap arah kinerja perekonomian Indonesia,” terangnya.

“Tantangan utama pembangunan Indonesia adalah keluar dari jebakan middle income trap. Berdasarkan estimasi skenario perekonomian jangka panjang, ekonomi Indonesia perlu tumbuh di atas 6 persen per tahun sebagai prasyarat utama agar mampu keluar dari middle income trap,” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER