MONITOR, Jakarta – Kapan kursi wakil gubernur (wagub) Jakarta bisa terisi, sampai saat ini belum ada yang bisa menjawab dengan pasti. Kendati para wakil rakyat Jakarta berkoar kursi Wagub DKI bisa terisi 22 Juli mendatang, namun nyatanya sampai saat ini para politisi kebon sirih masih berkutat dalam persoalan tata tertib (tatib) pemilihan.
Melihat fenomena ini, Solidaritas Aksi Perubahan Untuk Jakarta (Sapu Jakarta) mengatakan, ribetnya proses pemilihan wagub oleh DPRD DKI, sebenarnya bagian sinyalemen kalau para anggota dewan tersebut kurang cocok dengan dua figur yang sudah diajukan yakni mantan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekertaris DPW PKS Agung Yulianto.
“Saya rasa kalau dua cawagub yang sudah ada ini sudah cocok dimata para wakil rakyat Jakarta proses pemilihan wagub tidak akan berlarut-larut seperti ini,” ujar Ketua Sapu Jakarta, Harry Ara Hutabarat, kepada MONITOR, Kamis (3/7).
Menurut Harry, kursi Wagub DKI sebenarnya masih pantas diduduki oleh Sandiaga Uno.
“Karena kursi Wagub DKI itu memang haknya Bang Sandi dan sangat jelas terbukti secara demokrasi bahwa publik Ibukota memilih Anies-Sandi,”ungkapnya.
Bernicara Sandi yang mundur pada saat maju menjadi calon wakil presiden (cawapres), dijelaskan Harru, itu adalah etika dan martabat seorang Sandi yang fair play dan profesional.
“Jadi meski sudah mundur dari wagub, saya kira aturan perundangan kita tidak membatasi itu justru memberikan ruang untuk itu. Tinggal para partai politik (parpol) pendukng Anies-Sandi berpikir jernih dan objektif,”tandasnya.
Kalau ini terjadi, lanjutnya, maka Gubernur DKI Anies Baswedan sangat terbantu untuk melakukan akselerasi dalam pembangunan dan program prioritas.
Dengan demikian Anies tidak harus adaptasi dan penyesuaian lagi pada Wagub baru.
