MONITOR, Jambi – Dalam upaya menjaga stok dan stabilitasi harga pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya fokus pada pengendalian harga di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), tetapi juga dibeberapa daerah lainnya, misalnya di provinsi Jambi yang baru-baru ini dilakukan.
“Untuk mengendalikan harga cabe di Jambi, kami melakukan stabilitasi harga bersama-sama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. Jadi, kami tidak fokus hanya di Jabodetabek,” ujar Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri yang ditemui dikantornya.
Menurut Risfaheri, pihaknya meminta Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang dikelola Dinas Ketahanan Pangan Jambi, agar melakukan action.
“Untuk stabilitasi harga cabe ini, kami minta TTIC di Jambi agar melakukan penjualan langsung kepada masyarakat, sehingga harganya diharapkan bisa normal kembali,” tambah Risfaheri.
Apa yang diharapkan Risfaheri langsung direspon, dengan mengelar pangan murah yang dilakukan TTIC di halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Kamis (20/6) lalu. Melalui gelar pangan murah, khususnya cabe, untuk mempengaruhi pasar setempat agar harga cabe di pasar Jambi menjadi turun.
Respon cepat yang dilakukan oleh Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi untuk menstabilkan harga cabe di wilayahnya sangat di apresiasi BKP Kementan.
Berdasarkan pantauan harga cabai merah keriting di Pasar Angso Duo Jambi telah menembus angka Rp. 65.000/kg dan Dinas Ketahanan Pangan Prov Jambi melalui TTIC langsung merespon dengan menjual cabe seharga 35.000/kg.
Gati Nikensari selaku Kepala Bidang Distribusi menjelaskan kenapa TTIC bisa menjual harga lebih murah karena cabai didatangkan langsung dr petani dari Kabupaten Kerinci sebagai sentra produksi dengan harga 35.000/kg dengan bantuan distribusinya dari BKP Kementan. Dua kuintal cabe merah keriting, dalam waktu singkat habis ludes terjual.
Niken menambahkan bahwa Gelar Pangan Murah Cabe ini akan terus dilakukan sampai ada penurunan harga cabe yg signifikan di pasar Jambi.
“Gelar Pangan Murah berikutnya akan dilaksanakan berkeliling ke lingkungan RT/RW, lingkungan perkantoran serta ke perumahan-perumahan dengan menggunakan mobil. Dengan demikian penjualan langsung ke konsumen akhir dan masyarakat merasakan cabe dengan harga wajar,” tambah Niken.
Pada bagian lain, Risfaheri menghimbau kepada seluruh dinas provinsi yang menangani ketahanan pangan melalui TTIC, agar cepat tanggap dalam mengantisipasi lonjakan harga pangan seperti cabe merah, bawang merah, bawang putih, telur ayam atau daging ayam.
“Jika ada indikasi harga komoditas pangan naik, segera lakukan Operasi Pasar ( OP) maupun Gelar Pangan Murah (GPM), sehingga tidak terjadi gejolak harga pangan,” pungkas Risfaheri.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menyoroti kasus penangkapan Gubernur Bengkulu…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…