PERISTIWA

Usai Gempa 7,3 Magnitudo di Selandia Baru, Peringatan Tsunami Pasific Dicabut

MONITOR, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan peringatan dini tsunami pasca gempa berkekuatan 7,3 magnitudo yang terjadi di Kelayapan Kermadec, Selandia Baru, telah dicabut.


Demikian disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/6).


Daryono mengatakan dari hasil monitoring terkini, gempa kuat yang terjadi pada Minggu 05.55 WIB atau pukul 10.55 pagi waktu setempat tersebut diikuti oleh 3 gempa susulan singnifikan berkekuatan M 5.3, M 5,0, dan M 5,0. Tetapi, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa ini.


“Gempa Kepulauan Kermadec ini sempat menimbulkan peringatan tsunami dari Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (Pacific Tsunami Warning Center – PTWC) yang berpusat di Hawaii untuk pantai-pantai yang berada dalam radius 300 km dari pusat gempa,” ujar dia.


“Tsunami kecil berpotensi terjadi di Pasifik Selatan, namun beberapa saat kemudian pernyataan itu diperbarui dengan menyebutkan tak ada ancaman tsunami,” tambah Daryono.


Ia juga menjelaskan, gempa yang terjadi berada pada episenter yabg terletak dikoordinat 30,70 LS dan 177,64 BB tepatnya di laut pada jarak sekitar 103 km arah timur laut L’Esperance Rock, Selandia Baru pada kedalaman 31 km.


Sehingga, jika ditinjau lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Daryono mengatakan gempa kuat ini merupakan jenis gempa dangkal di Zona Megathrust Kermadec. Hal Ini, sambung dia, tampak dari mekanisme sumber gempanya yang murni dipicu sesar naik (thrust fault) yang berarah barat daya hingga timur laut. 


“Zona gempa ini merupakan kawasan seismik aktif karena merupakan tumpukan lempeng, di mana Lempeng Pasifik menunjam ke bawah Lempeng Australia dengan laju penunjaman mencapai 47 mm per tahun di Palung Kermadec (Kermadec Trench),” terang dia.


Masih dijelaskan Daryono, zona Kepulauan Kermadec merupakan kawasan rawan gempa kuat dan tsunami merusak. Kata dia, sejarah mencatat pada 2 Mei 1917 di wilayah ini pernah terjadi gempa kuat yang memicu tsunamidi kepulauan tersebut.


“Selanjutnya pada 14 Januari 1976 gempa kuat M=7,9 mengguncang Kepulauan Kermadec menyebabkan kerusakan berat di Raoul Island, dengan skala intensitas mencapai VIII MMI.”


“Dan terakhir adalah peristiwa gempa kuat berkekuatan M=8.1 pada 20 Oktober 1986 yang memicu tsunami dan merusak pelabuhan Tutukaka dekat Whangarei, New Zealand,” pungkas dia.

Recent Posts

IAIN Palangka Raya Resmi Bertransformasi Jadi UIN

MONITOR, Jakarta - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya kini bertransformasi menjadi Universitas Islam…

24 menit yang lalu

Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar

MONITOR, Jakarta - Diskusi publik "IslamiTalk" yang diselenggarakan oleh Islami.co di Outlier Cafe Ciputat, Jakarta,…

4 jam yang lalu

DPR Dorong Evaluasi Kasus Pengembalian Ratusan Ton Udang Oleh AS, Coreng Wajah Pangan RI!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mendorong Pemerintah untuk mengevaluasi serius…

10 jam yang lalu

Moderasi Beragama Tangkal Radikalisme dan Politik Identitas

MONITOR, Palu - Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (DEMA FTIK) Universitas Islam…

12 jam yang lalu

Presiden Prabowo Lantik Komisi Reformasi Polri, Ada Yusril hingga Mahfud MD

MONITOR, Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto melantik ketua dan sembilan anggota Komisi…

14 jam yang lalu

DPR Dorong Pemerintah Aktif Upayakan Mediasi Perdamaian di Sudan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengambil…

14 jam yang lalu