PERTANIAN

Produksi Cabai di Jawa Timur Melimpah

MONITOR, Blitar – Produksi cabai di Jawa Timur (Jatim) saat ini melimpah, karena beberapa daerah sedang melangsungkan panen di antaranya Kabupaten Kediri, Blitar, Malang, Tuban, Banyuwangi dan Mojokerto sebagai sentra produksi cabai.

Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia, Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur, Suyono mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian yang mendorong petani menanam cabai dan guna terbentuknya daerah sentra produksi cabai khususnya di Jatim. Karena itu, untuk menjamin harga, para petani berharap Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan Permendag harga acuan cabai di tingkat petani.

“Produksi terbesar cabai keriting saat ini ada di Kabupaten Blitar dengan produksi rata-rata 250 ton per hari. Selanjutnya dalam dua minggu ke depan Banyuwangi produksinya akan mencapai 130 ton per hari,” demikian ungkap Suyono di Kediri, Sabtu (15/6).

Namun, Suyono menyayangkan di tengah terjadi panen itu harga cabai tidak bersahabat. Beberapa cabai harus dibongkar sebelum waktunya karena harga anjlok sementara biasa perawatan lebih mahal.

“Kediri, Mojokerto,Tuban dan Lamongan saat ini sudah banyak yang bongkar sebelum masanya dan diganti tanaman lain karena harga anjlok,” ungkap Suyono.

Lebih lanjut, Suyono membeberkan bahwa Kemendag sudah menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertanggung jawab membeli produksi petani saat harga jatuh, namun belum bergerak.

“Selama ini sudah dibuatkan harga acuan, tetapi BUMN tidak bergerak sama sekali,” ungkap Suyono.

Beberapa tahun silam, Kemendag mengeluarkan Permendag 63 tahun 2016 yang ditunjuk sebagai penyangga Bulog, sekarang diganti Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang didirikan Kementerian BUMN.

“Setahu saya, PPI didirikan untuk menangani impor dan pendistribusian barang-barang berbahaya, apakah mampu PPI sebagai penyangga cabai saat harga jatuh? Itu yang menjadi beban saya. Sekarang harga cabai jatuh, PPI tidak bertindakan apa-apa,” tegasnya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Yasid Taufiq, menyebut pergerakan harga cabai selama puasa dan pasca lebaran tahun ini hingga saat ini masih dalam batas aman terkendali. Dengan demikian, tidak ada gejolak harga yang berarti, semuanya masih wajar dan normal.

Dari hasil pantauan harian di Pasar Induk Kramat Jati, pihaknya mencatat cabai rawit merah stabil di harga Rp 15.000 per kilo dan harga eceran cabai rata-rata di 47 pasar tradisional se-DKI Jakarta juga menunjukkan tren stabil.

“Jika mengacu harga tahun lalu, harga cabai rawit merah tahun ini jauh lebih rendah. Secara umum harga aneka cabai sangat normal,” jelasnya.

Recent Posts

Kemenag Minta KPK Awasi Penyelenggaraan Haji 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengadakan pertemuan dengan jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).…

5 jam yang lalu

Bangun SDM, Pertamina Dukung Talenta Olahraga Nasional

MONITOR, Jakarta - Sejalan dengan program Asta Cita Pemerintahan Prabowo – Gibran dalam memperkuat pembangunan…

7 jam yang lalu

KKP, TNI AL dan Instansi Maritim Resmi Bongkar Pagar Laut Tangerang

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama TNI AL dan instansi maritim lainnya resmi…

10 jam yang lalu

BP Haji: PHD Bukan Jemaah Haji yang Harus Dilayani

MONITOR, Jakarta - Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, secara…

11 jam yang lalu

Di Balik Demo ASN Kemendiktisaintek, Menteri Satryo Sedang Bersih-Bersih Birokrasi

MONITOR, Jakarta - Demonstrasi Aparat Sipil Negara (ASN) di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi…

12 jam yang lalu

Menag Rilis Pusat Informasi Strategi Kebijakan Keagamaan dan Kemenag Corpu

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini meluncurkan Pusat Informasi Strategi Kebijakan Keagamaan…

12 jam yang lalu