Sabtu, 20 April, 2024

Selama Ramadan, Ibukota Alami Kenaikan Inflasi

MONITOR, Jakarta – Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta menyebutkan, Inflasi di ibukota mengalami kenaikan pada bulan Ramadan 2019. Inflasi IHK pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,40% (mtm).

“Peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok Bahan Makanan. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Mei 2019 tercatat sebesar 1,64% (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,50% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,37% (yoy),” ujar Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo, di Jakarta dalam keterangan tertulisnya.

Meski demikian, pihaknya tetap optimistis pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5%±1% tetap tercapai pada akhir tahun 2019. Dia mengatakan, peningkatan tekanan inflasi Mei 2019 bersumber dari kelompok pengeluaran bahan makanan.

“Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,98% (mtm). Tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, khususnya pada komoditas daging ayam ras yang tercatat mengalami inflasi hingga 5,98% (mtm),” kata Hamid.

- Advertisement -

Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan subkelompok daging dan hasil-hasilnya, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya juga mencatat inflasi yang cukup tinggi, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras dengan inflasi sebesar 3,50% (mtm). Lebih lanjut pada subkelompok bumbu-bumbuan, tekanan inflasi terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat sebesar 17,16% (mtm) dan 14,75% (mtm).

“Cukup tingginya inflasi pada beberapa komoditas tersebut didorong meningkatnya permintaan masyarakat sepanjang pelaksanaan puasa dan untuk persiapan hari raya Idul Fitri,” ucapnya.

Di sisi lain, tegasnya, kelompok makanan jadi pada Mei 2019 juga memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,34% (mtm).

“Inflasi kue kering berminyak pada bulan Mei 2019 yang tercatat sebesar 4,04% (mtm) menjadi salah satu penyebab inflasi pada kelompok ini. Selain itu, kenaikan harga pada komoditas nasi dengan lauk juga berkontribusi terhadap inflasi pada kelompok ini,” tegasnya.

Selain itu, naiknya harga-harga dari kelompok makanan jadi merupakan dampak dari naiknya harga sejumlah komoditas yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan jadi tersebut.

Tidak hanya itu, Hamid mengungkapkan kelompok pengeluaran transport pun turut berkontribusi pada peningkatan inflasi di bulan Mei ini. Kelompok pengeluaran ini mencatat inflasi sebesar 0,32% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,16% (mtm).

“Meningkatnya inflasi kelompok ini terutama didorong oleh inflasi angkutan antarkota yang mencapai 7,50% (mtm), sejalan dengan kenaikan harga angkutan tersebut menjelang musim mudik Idul Fitri. Hampir seluruh perusahan otobus menaikkan tarif bus Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) mulai H-10. Kenaikan ini terjadi baik pada kelas ekonomi maupun kelas eksekutif, sehingga mendorong terjadinya inflasi kelompok transport secara keseluruhan. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas tiket pesawat udara berdampak pada deflasi tarif angkutan udara sebesar 1,31% (mtm),” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER