MONITOR, Fukuoka – Saat Indonesia tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri, ekonomi dunia mengalami tekanan makin besar dari eskalasi perang dagang dan persaingan geo-politik antar Amerika Serikat dengan RRT. Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri pertemuan G20 di Fukuoka, 8-9 Juni 2019.
Sri Mulyani mengatakan, proyeksi ekonomi dunia untuk 2019 telah dipangkas 0.3% menjadi hanya 2,6% (Worldbank) atau 3,3% (IMF). Ia menambahkan, perang tarif akan melemahkan pertumbuhan hingga 0,5% tahun 2020, pertumbuhan perdagangan dunia hanya mencapai 2,6% (terlemah sejak krisis Keuangan global 2008).
Bahkan Sri Mulyani mengatakan, digitalisasi ekonomi melemahkan prinsip “Permanent Establishment” yang menjadi dasar sistem perpajakan internasional.
“Maka diperlukan sistem perpajakan internasional baru agar mampu menjamin pemajakan yang adil antar negara di era digitalisasi,” ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, kerjasama perpajakan internasional untuk pencegahan penghindaran pajak melalui “Base Erosion Profit Shifting” (BEPS) dan kerjasama pertukaran informasi “Automatic Exchange of Information” oleh 130 negara/jurisdiksi dimana tidak ada lagi tempat menyembunyikan kewajiban pajak oleh siapapun.
“Saya juga melakukan bilateral meeting dengan Menkeu Australia (Joshua Frydenberg), dengan Presiden Bank Dunia David Malpass membahas kondisi ekonomi dunia terkini,” tambahnya.
MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa reformasi Tingkat Komponen Dalam Negeri…
MONITOR, Jakarta - Di sebuah rumah sederhana di batas Kota Sibolga, aroma minyak goreng dan…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri jamuan makan malam yang digelar untuk…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez meminta pemerintah melalui kementerian dan…
MONITOR, Jakarta - DPR RI akan menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the…
MONITOR, Jakarta - Masa reses sidang II tahun 2025 ini benar-benar dimanfaatkan Siswanto untuk memperjuangkan…