MONITOR, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Pancasila 1 Juni 2019, Waketum MUI Zainut Tauhid Saadi mengajak seluruh komponen bangsa untuk meneguhkan kembali komitmen kebangsaan dan mengokohkan konsensus nasional para pendiri bangsa.
Dikatakan Zainut, bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, suku, ras, golongan, dan agama adalah kekayaan bangsa Indonesia yang harus terus dipelihara dan dijaga dengan semangat persaudaraan dalam bingkai kebhinnekaan dan keindonesiaan.
“MUI mendorong kepada Pemerintah untuk terus melakukan ikhtiar untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang tertuang dalam cita-cita proklamasi dan tujuan bernegara,” ujar Zainut Tauhid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/9/2019).
Lebih lanjut, Politikus PPP ini menilai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai2 budaya bangsa. Hal itu ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama, sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku di masyarakat.
Misalnya, kata Zainut, perilaku permisivisme, sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya.
“Semuanya itu merupakan bentuk penyakit masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,” terangnya.
Ditambah lagi adanya tuntutan referendum dari beberapa daerah untuk memisahkan diri dari NKRI, menurut Zainut, adalah bentuk pengingkaran sejarah yang dapat mengganggu rasa kebangsaan dan kebhinnekaan kita yang pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Tuntutan referendum tersebut harus ditolak karena tidak memiliki dasar konstitusional dan bertentangan dengan semangat Pancasila dan NKRI,” tegasnya.