MONITOR, Depok – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, hari ini, Kamis (23/4), memantau kesiapan pasokan listrik dan kesiagaan PT PLN (Persero) selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2019. Pemantauan dilakukan di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN di Gandul, Depok, Jawa Barat.
Dari pemantauan ini, Arcandra berharap kondisi kelistrikan pada periode Ramadan dan Idul Fitri sebaik tahun lalu dan persiapan juga harus dilakukan sebaik mungkin.
“Jadi kami mengecek persiapan PLN untuk menghadapi lebaran tahun ini. Kita berharap semua seperti tahun lalu, tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan. Tapi tetap yang namanya persiapan harus dilakukan sebaik mungkin, karena kalau kita merasa baik itu adalah musuh untuk menjadi terbaik. Untuk itu kita selalu waspada, selalu ditingkatkan kalau masih merasa ada yang kurang baik,” ujar Arcandra.
Untuk persiapan tahun ini, Arcandra menginginkan PLN untuk mencari kekurangan yang ada, sehingga dapat mengantisipasi jika terjadi hal yang kurang baik.
“Untuk persiapan tahun ini, saya berharap jajaran PLN untuk selalu mencari apa yang kurang. Sehingga kita bisa mengantisipasi kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Kalau merasa sudah baik, tidak ada ruang untuk lihat apa yang kurang baik,” lanjutnya.
Arcandra juga menegaskan bahwa sesuai perintah Presiden Joko Widodo, kecukupan energi harus dapat memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Sebagai salah satu fungsi kami di ESDM, dan sesuai perintah Bapak Presiden, bahwa kecukupan energi baik itu dari sisi kelistrikan juga dari sisi Bahan Bakar Minyak (BBM), itu harus bisa memenuhi seluruh kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran,” tutur Arcandra.
Untuk memastikan kondisi listrik dan BBM tersebut, sektor ESDM akan membuka Posko Lebaran sektor ESDM sejak H-15 Idul Fitri hingga H+15 Idul Fitri. Periode ini lebih panjang dibandingkan dengan posko nasional yang beroperasi dari H-7 sampai H+7 Idul Fitri.
“Berbeda dengan posko nasional, di sektor ESDM kita buka posko sejak H-15 sampai H+15 Idul Fitri. Ada kemungkinan sejak H-15 itu ada hal-hal yang perlu kita kerjakan lebih awal. Jadi kita mempersiapkan lebih awal 15 hari, dan mempersiapkan 15 hari setelah itu. Kita ingin benar-benar menjamin bahwa keandalan dan kesiapan pasokan listrik itu baik,” tegas Arcandra.
Sementara, PLN sendiri memproyeksikan bahwa kondisi 22 sistem kelistrikan nasional sampai dengan bulan Mei serta tanggal 5 dan 6 Juni 2019 pada umumnya berada pada Kondisi Aman dengan beberapa sistem berada pada Kondisi Siaga dan tidak ada sistem berada pada posisi Defisit Daya.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan bahwa kondisi kelistrikan pada hari H Idul Fitri, yakni pada 5 dan 6 Juni 2019 mendatang pada status aman dan tidak ada kondisi pemadaman.
“Seluruh daerah indonesia aman, tidak ada kondisi pemadaman, memang ada beberapa yg cadangannya di bawah 30%, tapi secara keseluruhan kita sudah siap,” tandas Amir.
Amir juga mengungkapkan bahwa beban puncak di Sistem Jawa-Bali rata-rata turun sekitar 10.000 MW.
“Kalau kita masuk di sistem Jawa-Bali, bebannya di triwulan 1, sekitar 27.000 MW. Pada hari H Idul Fitri beban terendah diperkirakan sekitar 12.000 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 17.000 MW. Jika normalnya sekitar 27.000 MW, maka turunnya sekitar 10.000 MW pada saat beban malam dan beban siang turun 15.000 MW,” jelas Amir.
Beberapa pembangkit, tambah Amir, juga akan dipadamkan (reserve shutdown) untuk memudahkan pengaturan frekuensi dan melakukan efisiensi.
“Beberapa pembangkit nanti kita terpaksa padamkan supaya kita tidak kesulitan untuk mengatur frekuensi dan juga melakukan efisiensi. Tapi kita tetap jaga supaya cadangan cukup,” imbuh Amir.