Sabtu, 27 April, 2024

Kemenperin Ajak Ratusan IKM Melek Teknologi

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian meyakini perdagangan elektronik (e-commerce) menjadi peluang bagi pengembangan industri kecil menengah (IKM) di dalam negeri agar lebih berdaya saing dan memperluas pasarnya. Sebab, tren perdagangan ke depan adalah nirbatas yang semuanya diakses dengan cepat dan mudah melalui internet.

Kami optimistis, e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM kita melakukan transformasi digital. Ini bisa terjadi dalam proses promosi, sistem informasi, pembayaran, serta manajemen relasi dengan pelanggan, kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (4/5).

Guna menyiapkan IKM nasional mampu memasuki era revolusi industri 4.0, Ditjen IKMA Kemenperin menggelar acara e-Smart IKM 2019 dengan mengangkat tema IKM Go Digital. Tahun ini, kegiatan tersebut telah diselenggarakan di Semarang, Bogor, Surabaya, Kuta, Pontianak dan Makassar yang ditargetkan total peserta akan mencapai 10.000 pelaku usaha dari berbagai daerah di Indonesia.

“Dalam sepekan ini, kami melaksanakan event tersebut di tiga provinsi, yakni Bali, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan, yang masing-masing provinsi diikuti sebanyak 250 IKM. Kami berkolaborasi dengan marketplace, fintech, perbankan, perusahaan pengiriman, penyedia jasa eksportir serta komunitas penyedia layanan Informasi berbasis open ERP, tuturnya. Dalam acara ini dikemas dalam konsep pameran, talkshow, dan workshop.

- Advertisement -

Pada periode 2017-2018, total peserta workshop e-Smart IKM telah mencapai 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp2,37 miliar. Program e-Smart IKM yang diluncurkan sejak Januari 2017 lalu, merupakan langkah konkret dari pemerintah saat ini yang ingin menyiapkan IKM nasional bisa go digital atau menuju revolusi industri 4.0, ungkap Gati.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital bagi pelaku IKM nasional, menjadi penting untuk mendongkrak daya saingnya hingga kancah global. Upaya ini juga sebagai bagian dari pelaksanaan langkah-langkah prioritas yang tertuang di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Guna memacu IKM nasional berperan pada penerapan revolusi industri 4.0, kami terus mendorong mereka agar terlibat di e-commerce yang diimplementasikan dalam program e-Smart IKM, ujarnya.

Selama ini, workshop e-Smart IKM sudah dilaksanakan di 34 provinsi dan telah melibatkan beberapa pihak seperti BI, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.

Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia, sebut Gati.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan, sektor IKM mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari kontribusinya yang cukup besar, mulai dari jumlah dan penyerapan tenaga kerjanya.

IKM sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga saat ini berjumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha Industri di Indonesia, ungkapnya. Dari jumlah uniit usaha tersebut, menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.

Head of Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo menyampaikan, pihaknya telah melakukan program edukasi terkait e-commerce melalui Kampus Shopee yang dilaksanakan sebulan sekali di setiap kota besar.

“Ini merupakan upaya untuk mengumpulkan para penjual daring untuk edukasi dan membangun kekeluargaan. Dalam perkumpulan itu mereka diajarkan bagaimana membuat foto produk dan membuat konten menarik agar diburu masyarakat, paparnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER