POLITIK

Pengamat Beberkan Alasan Kota Pemerintahan Layak Dipindahkan

MONITOR, Jakarta – Belakangan publik Tanah Air dihebohkan wacana pemindahan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke wilayah luar pulau Jawa. Usulan yang mencuat dari Presiden Joko Widodo itu disambut baik beberapa kalangan, seperti Jerry Massie.

Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies ini mengatakan, dirinya setuju apabila Ibukota Indonesia dipindahkan. Meski harus diakui anggaran untuk membangun Ibukota baru sangatlah besar yakni sekitar Rp 466 triliun, namun Jerry sepakat ada berbagai pertimbangan dan alasan atas wacana itu.

“Dana ini lebih sedikit dengan permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakni Rp 571 triliun. Itu semua mau dipakai untuk apa? Jika disetujui, maka tinggal mencari lokasi strategis,” kata Jerry, dalam keterangan tertulisnya kepada MONITOR, Jumat (3/5).

Ia mencontohkan, negara tetangga Malaysia berhasil memindahkan kota pemerintahannya, dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Namun, kota bisnis tetap Kuala Lumpur. Begitupun Amerika Serikat (AS) yang menempatkan kota Washington DC sebagai Ibukota pemerintahan, dan menjadikan New York atau Manhattan sebagai kota bisnis.

Ia pun memprediksi, usulan pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan, Jawa atau Sumatera bisa saja dilakukan. Alasannya, pertama yakni faktor kemacetan parah di Jakarta.

“Data yang ada setiap hari ada 1500 kendaraan baru masuk Jakarta dan motor di Jakarta ada 8 juta dari 111 juta kendaraan di seluruh Indonesia. Sedangkan panjang jalan hanya 700 km,” jelas Jerry.

Jika dibandingkan antara jalan Indonesia dan Jepang cukup jauh, menurutnya total jalan di negeri Sakura ini mencapai 1,2 juta km, sementara total panjang jalan di Indonesia tak sampai setengahnya yakni 496 ribu km.

“Indonesia, negara dengan luas daratan mencapai 1.922.570 km², ternyata memiliki jalan yang lebih sedikit ketimbang Jepang yang luas daratannya hanya 374.744 km² atau hanya 85 persen dari luas Pulau Sumatera,” kata Jerry.

Kedua, Jakarta rentan diterpa banjir. “Memang berat kalau ibukota kerap banjir. Memang Jakarta terdiri dari rawa, kali, kuala jadi tanahnya kurang baik,” imbuh Jerry.

“Kepadatan, Kebanjiran, Kebisingan, Kemacetan, Kerawanan menjadi pertimbangan ibukota dipindahkan,” tambahnya.

Untuk itu, Jerry menegaskan masalah demografi dan topografi dan geografi perlu dilihat dan dipertimbangkan dalam wacana pemindahan Ibukota.

 

Recent Posts

Dukung Ketahanan Air dan Pangan, Kementerian PU Perkuat Infrastruktur Sumber Daya Air di Kalbar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat program dukungan ketahanan air dan pangan…

2 jam yang lalu

Diplomat Kemenlu Meninggal, DPR Singgung Peran Arya Bagi Diplomasi dan Advokasi Indonesia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan menyampaikan duka cita atas meninggalnya…

4 jam yang lalu

Pembangunan Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo Segmen Prambanan-Purwomartani Dipastikan Sesuai Rencana

MONITOR, Purwomartani - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono, melakukan tinjauan langsung…

4 jam yang lalu

JMTO Dorong Penguatan Peran Pengguna dan Awareness dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa

MONITOR, Jakarta - PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) terus berkomitmen memperkuat tata kelola pengadaan barang…

4 jam yang lalu

Diskon 20 Persen Berlaku Hari Ini, JTT Wujudkan Layanan Prima Jelang Akhir Libur Sekolah

MONITOR, Cikampek - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), bagian dari Jasa Marga Group yang mengelola…

4 jam yang lalu

Hapus Larangan Siaran Langsung Persidangan, DPR Dinilai Jamin Keterbukaan Informasi dan Transparansi

MONITOR, Jakarta - DPR RI dan Pemerintah sepakat menghapus ketentuan yang melarang publikasi siaran langsung…

11 jam yang lalu