POLITIK

Pansus Kecurangan Pemilu Mencuat, Gerindra: Karena Presiden Gak Ngomong

MONITOR, Jakarta – Ketua DPP Partai Gerindra Moh. Nizar Zahro enggan menanggapi sikap partai amanat nasional (PAN) yang tidak ikut dalam wacana DPR RI membentuk panitia khusus (Pansus) kecurangan Pemilu 2019 nanti.

Menurut dia, wacana pembentukan Pansus muncul dari masyarakat yang menemukan dugaan adanya kecurangan dan kemudian disambut oleh sejumlah fraksi di DPR RI.

“Sampai hari ini kan wacana dari beberapa fraksi, tinggal nanti setelah reses nanti tinggal di usulkan oleh masing-masing fraksi kalau memang igin membentuk Pansus tim pencari fakta terhadap kecurangan pemilu,” kata Nizar saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (26/4).

“Dan Pansus sesuai dengan UU No 17 Tahun 2014 tentang MD3 harus diusulkan lebih dari satu fraksi,” tambahnya.

Kendati demikian, Jurkamnas Prabowo-Sandi ini juga menyayangkan sikap diam Joko Widodo yang saat ini masih menjabat sebagai presiden Republik Indonesia terkait adanya dugaan temuan kecurangan dari pelaksaan pemilu kemarin.

“Yang kita sayangkan hari ini presiden kita ini kan tidak ada bersikap apapun terhadap pelaksaan pemilu yang terjadinya kecurangan secara masif, terstruktur, tersistematis, sadis dan brutal, tidak pernah bersuara. Mestinya dia (presiden) itu harusnya bicara menghimbau ‘wahai kpu, bawaslu kalian harus netral patuhi UU No 7 tahun 2017 tentang pemilu misalkan atau bantahan,” papar Nizar.

“Kalau begini (diam) kita malu punya presiden gak ngomong kalau pemilu ini misalnya curang atau mencegah kecurangan di tingkat KPPS, PPK sampai berjenjang keatasnya, jangan sampai masyrakat dibuat marah. Kita lihat di medsos, FB, Twitter, IG begitu masifnya masyarakat membuka kecurangan yang tersistematis itu,” ucapnya.

Oleh karena itu, Nizar menegaskan jika dorongan pembentukan Pansus kecurangan pemilu juga berasal dari desakan masyarakat yang menginginkan pemilu berjalan baik.

“Jadi saya pikir pembentukan Pansus tim pencari fakta kecurangan pemilu itu juga karena desakan masyarakat. Kalau presiden dan pejabatnya sekarang tutup mata, kan malu kita melihat dan mendengarnya karena itu sudah di buka oleh masyarakat,” pungkas dia.

Recent Posts

Capai Indonesia Emas 2045, DPR Dukung Peningkatan Anggaran KKP

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman mendukung adanya peningkatan anggaran untuk Kementerian…

24 menit yang lalu

Bertambah Lagi, DEB Hadir di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi

MONITOR, Indramayu - Pertamina, melalui Subholding Gas dan entitas usahanya PT Pertamina Gas, melanjutkan komitmennya…

2 jam yang lalu

Mentan Jelajahi Tiga Provinsi dalam Satu Hari Demi Swasembada Pangan

MONITOR, Banjarmasin - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) melakukan kunjungan kerja maraton ke…

2 jam yang lalu

Jasa Marga Paparkan Kesiapan Pelayanan Operasional Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dalam Kunjungan Wamen PU

MONITOR, Jakarta - Menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT Jasa Marga (Persero)…

2 jam yang lalu

Rapat DPR Bersama KKP, Arif Rahman: Implementasi PIT Belum Optimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman, mengkritisi implementasi kebijakan Penangkapan Ikan…

3 jam yang lalu

Pengamat: Peran PGN Sejalan dengan Pasal 33 UUD 1945

MONITOR, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansah, mengungkapkan bahwa keberadaan Pertamina Gas Negara (PGN)…

3 jam yang lalu