Uncategorized

Pengamat: Kalau Survei Internal Buat Apa Disampaikan ke Publik

MONITOR, Jakarta – Rabu, 17 April 2019 kemarin rakyat Indonesia sudah menentukan pilihan dalam Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden. Namun semua pihak sebaiknya menunggu hasil perhitungan manual (real count) terhadap semua suara dari seluruh Indonesia oleh KPU meski sejumlah lembaga survei resmi telah mengumumkan hasil hitung cepatnya.

“Jangan sampai ada merasa sudah menang,” ujar Pengamat Politik, Emrus Sihombing dalam pesan tertulis kepada MONITOR. Kamis (18/4/2049.

“apara lembaga survey telah menyampaikan hasil perhitungan cepat. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan perolehan suara oleh dua paslon Pilpres. Salah satu paslon berpeluang mendapat dukungan rakyat menjadi presiden dan wakil presiden, sedangkan paslon lain bisa sebaliknya. Jadi, hasil survey ini bukan pegangan, hanya sekedar peluang,” jelas Emrus.

Terkait dengan pelaku survey, para lembaga survey yang sudah terdaftar di KPU menurut Emrus, lebih memiliki “otoritas” menyampaikan hasil surveynya kepada publik daripada yang belum terdaftar di KPU.

“Bila ada lembaga survey yang belum terdaftar di KPU, tetap bisa saja melakukan survey, namun hasilnya bersifat internal. Karena itu, hasilnya tidak untuk disajikan ke ruang publik,” tegasnya.

Emrus menuturkan, walaupun memang hasil survey internal disampaikan ke publik, sebaiknya tidak hanya me-release hasilnya yang memposisikan paslon tertetu memperoleh angka lebih banyak dari paslon lainnya, tetapi yang paling utama membuka, mendiskusikan dan “membongkar” metodologi yang digunakan pada semua tahapan proses survey yang dijalankan.

Oleh karena itu, lanjut pakar komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) itu dari aspek penelitian survey, yang terutama diperbincangkan (dibahas) adalah metodologi yang digunakan, bukan sekedar penyampaian hasil dari suatu survey itu sendiri.

Sebab, lanjut Emrus bila metodologinya sudah baik, tepat dan benar, maka hasilnya dipastikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

“Sebaliknya, bila hasilnya yang dikedepankan dan melupakan metodologinya, maka hasil tersebut masih dapat dipertanyakan secara akademik,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenperin dan HIPPINDO Buka Akses IKM Pangan Jadi Suplier Ritel Besar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus melanjutkan upaya kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak demi…

21 menit yang lalu

Kementerian UMKM Apresiasi Ratusan Mitra Kolaborator Penggerak Pengusaha Mikro

Siaran Pers MONITOR, Jakarta — Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggelar Anugerah Mitra…

49 menit yang lalu

Pemerintah Siapkan Bantuan Pendidikan dan Keagamaan untuk Aceh-Sumatra

MONITOR, Jakarta - Pemerintah menetapkan penanganan dampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat…

3 jam yang lalu

Menperin: Jamaah Haji Raih Dua Pahala Jika Beli Produk Dalam Negeri

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa penggunaan produk dalam negeri oleh…

9 jam yang lalu

Layanan Pengajuan Pendaftaran Keberadaan Pesantren Dibuka Kembali 1 Januari 2026

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama hari ini, mengumumkan bahwa layanan pengajuan pendaftaran keberadaan pesantren dibuka…

12 jam yang lalu

TNI Kerahkan Alat Berat dan Jembatan Bailey Pulihkan Akses Aceh-Sumut

MONITOR, Lhokseumawe - TNI terus bergerak cepat dalam menangani dampak bencana alam di wilayah Aceh…

12 jam yang lalu