JABAR-BANTEN

Petani Garut Nikmati Beragam Keuntungan dengan Budidaya Ramah Lingkungan

MONITOR, Garut – Kabupaten Garut selain dikenal dengan dodol destinasi wisata air, juga merupakan daerah sentra produksi sayuran di Jawa Barat. Berbagai jenis sayuran tumbuh dengan baik seperti cabai, bawang merah, tomat, kubis, kentang, wortel, sayuran daun dan sebagainya.

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan produk aman konsumsi cenderung meningkat. Kondisi ini berdampak pada ketersediaan produk sayuran yang aman konsumsi di lapangan. Penerapan budidaya ramah lingkungan sudah diterapkan di beberapa kelompok tani di Garut.

Didin, Kepala Seksi Sayuran Dinas Pertanian Kabupaten Garut, mengenalkan Kelompok Tani (Poktan) Tunas Tani yang berlokasi di Desa Sindangprabu Kecamatan Wanaraja, sebagai salah satu contoh sekaligus pelopor di Kabupaten Garut.

“Ketua kelompoknya sering dilibatkan bahkan menjadi narasumber pada kegiatan terutama terkait budidaya ramah lingkungan,” tambah Didin.

 

Sopian, ketua Kelompok Tunas Tani menyampaikan bahwa kelompoknya sudah menerapkan budidaya ramah lingkungan sejak 2010. Kelompok tani ini beranggotakan 25 orang dan memiliki luas lahan 45 hektare.

“Dari 45 hektare, 2 hektare di antaranya sudah organik dengan komoditas cabai, bawang merah, labu siam, caisin, pakchoy dan jeruk. Budidaya organik dimulai 2016 dan pada 2018 sudah mendapatkan sertifikat organik,” tutur Sopian.

Pada kesempatan itu juga Sopian menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas bantuannya kepada kelompoknya, hingga mendapatkan sertifikasi organik.

Kelompok ini mampu memproduksi bahan-bahan pengendali OPT ramah lingkungan seperti Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), Trichoderma dan pestisida nabati. Selain untuk mencukupi kebutuhan kelompoknya, bahan – bahan tersebut juga dimanfaatkan oleh kelompok tani lain bahkan sudah memiliki pelanggan tetap terutama para penangkar benih kentang.

“Pengguna pestisida nabati dan PGPR biasanya hanya mengganti biaya pembuatan dengan kemasan 5 liter, 10 liter dan 20 liter,” jelas Sopian.

Tunas Tani juga merupakan klinik tanaman yang biasa melayani konsultasi tentang hama dan penyakit serta cara – cara pembuatan bahan pengendali yang ramah lingkungan.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf dalam kesempatan terpisah, mengatakan Kementerian Pertanian selalu mengajak dan mendorong petani hortikultura untuk menerapkan budidaya ramah lingkungan.

“Kami sangat mendukung budidaya ramah lingkungan karena selain menjaga kelestarian lingkungan, juga menghasilkan produk yang aman konsumsi dan bisa menurunkan biaya produksi,” jelas Yanti.

Recent Posts

INNOPROM 2026 Ajang Penting Tampilkan Inovasi Industri Nasional pada Global

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat persiapan nasional dalam rangka partisipasi Indonesia sebagai…

40 menit yang lalu

Perkuat Pengamanan SDA Nasional, 26.998 Prajurit Dikerahkan Dalam Latihan Terintegrasi TNI 2025

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin…

3 jam yang lalu

Menag Nasaruddi Umar Dapat Anugerah Penggerak Nusantara 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendapat Anugerah Penggerak Nusantara 2025 di bidang Harmoni…

7 jam yang lalu

PSGA UIN Jakarta Gelar Seminar Peringatan Hari Ayah dan Ibu; Dua Sosok Beda Tapi Satu Kesatuan

MONITOR, Jakarta - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar…

11 jam yang lalu

Satgas PKH Bongkar Tambang Timah Ilegal di Dua Lokasi

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri…

13 jam yang lalu

Warga Bekasi Terpapar Polusi Batu Bara, DPR Desak Pemerintah Bertindak Tegas

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi warga Kaliabang, Bekasi,…

15 jam yang lalu