MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyayangkan doa yang dilantunkan Neno Warisman pada malam Munajat 212, pada Jumat (21/2) lalu dianggap sebagai simbol perang. Menurut Fahri, doa tersebut murni keinginan hati para rakyat kecil.
Ia menilai, yang mengumumkan doa Neno Warisman sebagai perang total justru pihak pemerintah. “Yang mengumumkan perang pejabat negara, yang berdoa rakyat biasa. Pejabat negara memakai jabatan dan uang negara, sementara rakyat memakai airmata,” kata Fahri Hamzah, dalam laman tertulisnya, Senin (25/2).
“Tapi doa disalahkan dan pengumuman perang total dibenarkan,” tambahnya.
Sebelumnya, banyak pihak pendukung paslon nomor urut 01, yang mengecam isi doa Neno Warisman di malam Munajat 212. PSI menyatakan, doa tersebut berpotensi memecah belah persatuan umat.
Sementara itu, Cawapres nomor urut 01, KH. Ma’ruf Amin pun heran lantaran doa tersebut seperti menyamakan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan Perang Badar. menurutnya, perang Badar yakni saat Nabi Muhammad memimpin pasukan muslim yang berjumlah 319 orang bersenjata seadanya berhadapan dengan seribuan musuh bersenjata lengkap yang berusaha mengenyahkan kaum muslimin.
“Pilpres kok jadi kayak Perang Badar. Perang Badar itu kan perang habis-habisan. Hidup mati. Kita kan hanya memilih pemimpin,” ujar Ma’ruf di Jakarta, Sabtu (23/2).
MONITOR, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) program dan…
MONITOR, Jakarta - Data Kementerian Kemaritiman & Investasi tahun 2022 menyebut luas lahan kritis nasional…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol…
MONITOR, Jakarta - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI melakukan pengecekan persiapan keamanan jelang…
MONITOR, Jakarta – Industri energi di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni…
MONITOR, Jakarta - Pemerintah mengakselerasi sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman di destinasi wisata.…