Jumat, 29 Maret, 2024

Hoax Harga Jagung Mulai Anjlok, Siapa Bertanggung jawab?

MONITOR, Jakarta – Hoax berita harga jagung mencapai Rp 6.200 per kg tidak terbukti. Hal sebaliknya, Direktur Serealia Bambang Sugiharto justru menjumpai harga jagung di sejumlah daerah turun dalam seminggu terakhir ini.

“Satu minggu terakhir di beberapa lokasi panen yang kami kunjungi rata-rata turun dari Rp 4.000-4.400 per kg menjadi Rp 3.300-3.750 per kg. Jangan hanya menghasut, menyebarkan hoax tapi tidak bisa menunjukkan dimana lokasinya. Kapan, dimana dan siapa yang membeli dengan harga tersebut informasikan ke kami. Jangan hanya memberi informasi yang tidak berdasar,” ujarnya, Selasa (19/2).

Ia menjelaskan, harga ini diperkirakan akan terus merosot sejalan dengan meluasnya panen di sentra jagung nasional. “Ketika kunjungan kerja bersama Ibu Bupati di Gunung Kidul kemarin (18/2), petani menyampaikan bahwa harga saat puncak panen bisa mencapai Rp 2.000 per kg. Lalu siapa yang akan bantu kalau sudah begitu?” terangnya.

Sementara itu, Deputi Kemenko pada Minggu lalu berencana akan impor karena datanya bermasalah, belum panen raya dan bahkan ada yang bilang panen raya baru bulan April. Ada juga berita yang menyebutkan peternak bilang jagung sangat mahal, harganya melambung. Dampaknya, kata Bambang, mereka minta impor jagung tidak dibatasi volumenya dan hanya dibatasi waktu pemasukannya.

- Advertisement -

Kasubdit Jagung Andi Saleh menambahkan, kenyataannya petani kita sudah memasuki panen raya jagung. Menurutnya, kondisi ini adalah masa-masa dimana para petani menyerap dan menyimpan jagung ketika harga jatuh.

Data penurunan harga jagung yang dilaporkan petugas informasi pasar tercatat selama seminggu ini antara Rp 100/kg – Rp 1.000/kg terjadi di beberapa kabupaten seperti Karo, Langkat, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, Dharmas Raya, OKU, OKI, OKU Timur, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Utara, Pesisir Barat, Tasikmalaya, Kuningan, Majalengka, Purbalingga, Klaten, Wonogiri Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara Demak, Batang, Brebes, Solo, Malang, Madiun , Sumenep, Tanah Laut, Kotawaringin, Bolmong, Minsel, Bulukumba, Janeponto, Pangkep, Barru, Bau-Bau, Gorontalo Utara dan Gorontalo. Penurunan harga ini akan berlangsung terus dan minggu depan harga bisa menjadi semakin anjlok di beberapa Kabupaten lain, ungkap Gatut, Direktur PPHTP Kementan.

“Bagaimana tanggung jawab para komprador yang selalu meminta impor jagung, tidak percaya kalau sudah panen raya? Gunakan segala cara termasuk menyebar hoax bahwa tidak ada panen bulan Februari malah Dewan jagung bilang panen baru akhir april. Ada info paling tidak 3 kapal membawa jagung impor akan masuk ke Jawa. Kalau seperti ini dan harga anjlok lagi, mereka harus tanggung jawab ke petani,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kementan telah dan terus proaktif memitigasi anjloknya harga jagung dengan menggandeng pengusaha pakan ternak untuk memberikan komitmennya menyerap jagung petani lokal dengan harga yang pantas. Beberapa kabupaten telah melaksanakan kerjasama ini seperti di Pandeglang dan Gunungkidul dan harapannya diikuti oleh kabupaten lainnya agar petani jagung kita mendapat kepastian harga.

Selain itu pemerintah memberi bantuan dryer untuk meningkatkan mutu jagung, waktu simpan dan harga jualnya. Bantuan alat pemipil jagung, alat panen dalam rangka meningkatkan effisiensi produksi dan menekan biaya produksi jagung.

“Terima kasih kami sampaikan ke Bapak Presiden yang telah mengapresiasi kerja petani, penyuluh, TNI dan insan pertanian. Apresiasi ini menjadi modal juang kami yang pantang menyerah untuk menjadikan Indonesia menjadi produsen jagung dunia,” pungkas Bambang.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER