MONITOR, Musi Rawas – Sumatera Selatan dikenal sebagai salah satu penghasil karet produktif dan terbaik di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Musi Rawas. Mayoritas penduduk yang mengantungkan hidupnya di dunia pertanian umumnya merupakan petani karet.
Salah satu persoalan karet beberapa tahun terakhir adalah rendahnya harga pasaran karet, hal tesebut berimbas pada kesejateraan petani. Berdasarkan pantauan harga getah karet per Februari 2019 berkisar Rp. 5.000 per kilogram. Harga tersebut sangat tidak seimbang dengan harga kebutuhan bahan pokok di pasar. Seperti beras, bawang, cabai, minyak, tepung dan lainnya.
Merespon hal tersebut, Tokoh Sumsel, Aslam Mahrom menyebutkan setelah berdialog dan mendatangi para petani karet, kedepan kita akan mengupayakan kebijakan yang fokus pada kesejateraan petani karet. Kebijakan tersebut akan memperbaiki alur produksi dan pemasaran karet yang lesu beberapa tahun terakhir. Serta akan mengawasi jalannya laju perdagangan karet sehingga terlepas dari para penjahat perdagangan yang merugikan petani.
“Sejak beberapa tahun terakhir kita mengupayakan solusi dari rendahnya harga karet. Masukan dan dorongan kepada pemerintah eksekutif terus kita evaluasi dan perbaiki seiring berjalan waktu. Kedepan terdapat beberapa fokus kebijakan yang akan kita dorong untuk kesejahteraan para petani, pertama modernisasi pertanian karet baik manajemennya maupun produksi. Kedua, memperbaiki alur perdagangan,” jelas Aslam Mahrom saat dimintai komentar di Musi Rawas pada Jumat (15/2/2019).
Calon Anggota Legislatif DPRD Provinsi Sumsel tersebut menambahkan perumusan kebijakan nantinya akan melibatkan seluruh pihak baik petani, distributor, pemerintah pusat, dan juga para ahli. Sehingga harapan mampu mengatasi rendahnya harga karet beberapa waktu kebelakang. “Intinya kita serap semua aspirasi petani karet, dan terus mengupayakan solusi agar kesejateraan mereka terus meningkat,” tegasnya.