POLITIK

Abaikan Intoleransi, Grace Natalie Kritik Parpol Nasionalis Cari Aman

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengkritik para kaum Nasionalis di Indonesia yang selama ini tidak pernah buka suara mengenai kasus intoleransi yang terus terjadi belakangan ini.

Dalam pidato politik yang berjudul “Musuh Utama Persatuan Indonesia”, Grace mengingatkan akan bahayanya fenomena normalisasi intoleransi yang ditandai dengan masyarakat yang semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal.

Hal ini disampaikan Grace di Festival 11 Yogyakarta yang bertempat di Grha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin, 11 Februari 2019 . Acara dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI.

Namun dalam menghadapi fenomena ini tidak ada kaum nasionalis-moderat yang berani berbicara atau bahkan membela mereka yang terdiskriminasi.

“Dalam menghadapi gelombang yang semakin besar itu, kaum Nasionalis-Moderat di partai politik, lebih memilih cara aman, agar lolos dari stigma anti-umat, demi kepentingan elektoral semata.” jelas Grace.

Grace menganggap intoleransi adalah ancaman bagi persatuan masyarakat. Sehingga permasalahan ini harus diperjuangkan secara bersama-sama. Namun realitanya tidak ada partai politik mana pun yang berani angkat bicara.

“Tidak ada protes dari satu partai politik pun — kecuali PSI — ketika ada perayaan keagamaan diserang, ketika ada tempat ibadah ditutup paksa, ketika massa membakar rumah di mana Ibu Meliana sedang berada di dalamnya. Ke mana mereka ketika Ibu Meliana dimasukkan ke penjara? Tidak cukup suara menentang itu semua, karena kita mulai menganggapnya sebagai hal biasa. Inilah normalisasi intoleransi!” tegas Grace.

Belakangan ini memang banyak yang bertanya-tanya mengapa PSI selalu berbicara tentang isu-isu sensitif, namun menurut Grace disinilah PSI sebagai satu-satunya partai yang berdiri dan berani membela kebenaran. PSI berbeda dengan partai politik lainnya. PSI akan tetap memperjuangkan toleransi apapun resiko politiknya.

Grace menegaskan bahwa pada saat itu PSI didirikan atas kecemasan terkait meluasnya intoleransi di negeri ini. Karena itu, itulah alasan mengapa salah satu perjuangan pokok PSI adalah melawan intoleransi di tengah bungkamnya para kaum nasionalis-moderat bangsa.

Recent Posts

Dasco Pastikan DPR Bahas RUU Perampasan Aset, Tunggu Finalisasi KUHAP

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad menegaskan DPR berkomitmen membahas Rancangan…

2 jam yang lalu

Gelar Audiensi, Pimpinan DPR Respon Aspirasi Perwakilan Organisasi Kemahasiswaan

MONITOR, Jakarta - Pimpinan DPR RI menerima sejumlah perwakilan mahasiswa dari 16 organisasi kemahasiswaan di…

4 jam yang lalu

Mahasiswa Minta Bebaskan Peserta Aksi yang Ditahan, Pimpinan DPR Akan Koordinasi dengan Polri

MONITOR, Jakarta - Perwakilan mahasiswa yang diterima di DPR menyampaikan desakan langsung dalam forum penyampaian…

5 jam yang lalu

234 Abstrak Terpilih untuk Dipresentasikan pada AICIS+ di UIII

MONITOR, Jakarta - The 24th Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) atau…

6 jam yang lalu

DPR Sepakat Lakukan Reformasi Menyeluruh, Dipimpin Langsung Puan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa pimpinan DPR telah…

6 jam yang lalu

DPR Akan Bahas 17+8 Tuntutan Rakyat, Dasco Sebut Tunjangan Rumah Sudah Disetop

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat…

6 jam yang lalu