SUMATERA

Kementan Pantau Pemanfaatan Alsintan di Sumsel Optimal

MONITOR, Banyuasin – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya keras agar penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) khususnya excavator yang diberikan untuk optimalisasi lahan rawa lebak dan pasang surut menjadi lahan sawah produktif di Sumatera Selatan benar-benar dimanfaatkan secara optimal.

Demikian diungkapkan Direktur Alsintan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah saat melakukan kunjungan kerja pemantauan optimalisasi pemanfaatan Alsintan yakni excavator di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu (9/2).

Direktur termuda lingkup Kementan ini menyebutkan Kementan telah menyalurkan bantuan excavator sebanyak 69 unit di Provinsi Sumsel. Walhasil, berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut.

“Pemantauan ini sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Alsintan dan Excavator harus bekerja optimal sehingga lahan rawa menjadi lahan sawah produktif,” tegasnya.

“Dengan demikian, produksi pangan khususnya beras nantinya kita berdaulat dan kesejahteraan petani meningkat. Bahkan dari lahan rawa kita bisa mencukupi pangan dunia,” pinta Nur Alam sapaan akrabnya.

Masih dalam kunjungan ini, Kepala Desa Talang Rejo, Kecamatan Muara Talang, Banyuasin, Sumsel, Hendrik Kuswoyo membeberkan pemanfaatan excavator. Menurutnya, adanya excavator memberikan hasil dan nilai tambah yang begitu besar bagi pertanian dan petani itu sendiri.

Hendrik menyebutkan dari 1 unit excavator dapat mengerjakan long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 m. Ini dapat mengairi sawah seluas 1.800 hektar dengan indeks pertanaman (IP) 200, yakni menanam padi 2 kali setahun.

“Produktivitas padi yang tadinya 8,5 ton menjadi 13 ton per hektar untuk dua musim tanam. Jadi ada selisih 5 ton per hektar,” beber Hendrik.

Menurut Hendrik, sebanyak 5 ton gabah per hektar tersebut, nilainya mencapai Rp 20 juta. Dengan demikian, dari total lahan 1.800 hektar, menghasilkan tambahan pendapatan bagi petani mencapai Rp 36 miliar.

“Tambahan pendapatan ini untuk dua musim tanam” ujarnya.

Hendrik menjelaskan dalam pengerjaan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah produktif ini, pemerintah desa memanfaatkan dana desa untuk biaya BBM dan operator. Total dana desa mencapai Rp 800 juta, namun digunakan untuk membuat long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 m hanya Rp 270 juta.

“Namun, dengan adanya bantuan excavator, pengerjaan ini bisa dilakukan hanya butuh waktu 2 bulan saja. Tapi kalau tidak ada excavator bisa 5 tahun,” jelasnya.

Kemudian, sambung Hendrik, jika tidak ada excavator, pengerjaan long storage tersebut juga membutuhkan dana Rp 900 juta untuk sewa alat dan bahan bakar minyak Rp 160 juta. Belum lagi biaya operator, per meternya Rp 3 juta sehingga totalnya biaya operator untuk long storage sepanjang 20 km itu sebanyak Rp 60 juta.

“Jadi, jika tanpa bantuan excavator ini, total biaya yang dibutuhkan untuk sewa excavator dan biaya operasional untuk pembuatan long storage sepanjang 20 km dan lebar 2,5 meter sekitar Rp 3,5 miliar,” pungkasnya.

Recent Posts

Menteri Yandri Kaget Lihat Jalan Kabupaten Serang Rusak Parah, Respon Menteri PU Cepat

MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…

11 menit yang lalu

Kementerian Imipas Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…

39 menit yang lalu

DPR Minta Negara Global Patuhi Pengadilan Internasional yang Keluarkan Surat Penangkapan PM Israel

MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…

2 jam yang lalu

HGN 2024, Prof Rokhmin Beri Apresiasi Para Pahlawan Tanda Jasa

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…

2 jam yang lalu

Pemuda Muhammadiyah Dorong Penguatan Perlindungan Hukum bagi Pekerja Migran Melalui Revisi UU Perlindungan PMI

MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…

3 jam yang lalu

JPPI: Guru Madrasah Jangan Dipandang Sebelah Mata, Dibutuhkan Satu Sistem Tata Kelola Guru

MONITOR, Jakarta - Pada momentum hari guru nasional 2024, JPPI merasa penting untuk menyoroti secara…

3 jam yang lalu