POLITIK

Eks Jubir HTI Tuding Penguasa Bikin Suasana Pemilu Keruh

MONITOR, Jakarta – Maraknya kasus yang memancing “hawa panas” Pemilu dituding juru bicara HTI, Ismail Yusanto, sebagai ulah dari elit penguasa saat ini. Salah satunya, kasus yang baru-baru ini ramai dibincangkan adalah tentang kebebasan Abu Bakar Ba’asyir (ABB).

Reaksi-reaksi publik yang mengkritisi pemerintah pun tak dapat dielakkan. Pemerintah harus siap menyambut ramainya pro dan kontra masyarakat sebagai bentuk kematangan demokrasi Indonesia saat ini.

Ismail menjelaskan sebab-sebab ketidakharmonisan masyarakat belakangan, terutama di kalangan umat beragama, bahkan seagama sekalipun. Disharmonisasi ini semakin terasa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan 17 April 2019 mendatang.

Menurutnya, perpecahan ini sudah mencapai klimaks lantaran pemerintah tidak menunjukkan keinginannya untuk meredam kemarahan publik, justru terkesan menambah “luka” dengan munculnya kasus-kasus yang melibatkan agama.

“Jika sudah membawa isu agama, sudah tentu akan sensitive sekali,” ujarnya.

Ia pun menyebutkan secara detail kasus-kasus tiga tahun belakangan ini yang menyentuh ranah agama, khususnya agama Islam. Bermula dari kasus Pilkada DKI, yang mana salah satu calon gubernur, Basuki Tjahaya Purnama alias BTP, pada saat berkunjung ke Kepulauan Seribu dalam pembicaraannya dengan warga sekitar menyebut tentang surat al-Maidah yang kerap kali digunakan sebagai alat kampanye agar muslim tidak memilih pemimpin non muslim. Perkataan BTP tersebut dianggap sebagai penistaan agama.

“Akibat ketidak tegasan pemerintah ini, akhirnya timbul aksi damai 411, 212, kan” imbuhnya.

Menurut Ismail, reaksi tersebut tidak akan sampai sebesar itu mana kala pihak berwajib langsung menjatuhkan hukuman kepada BTP. Selain kasus penistaan agama, tak kalah ramai juga kasus tentang pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh Banser pada waktu perayaan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018 lalu. Lagi-lagi dugaan ketidakpastian hukum dan ketidakadilan putusan pengadilan mewarnai kasus tersebut. Pasalnya pelaku pembakaran mendapat hukuman yang tidak sepadan dengan perbuatannya.

Maraknya kasus-kasus seperti di atas, menyebabkan masyarakat kian jeli dalam menilai kualitas pemimpin Indonesia saat ini. Dengan demikian Ismail yakin Pemilu mendatang pemilih akan lebih cerdas menentukan pilihannya. Selain itu, Ia juga mengingatkan Pemilu harus diselenggarakan secara sportif.

“Pemilu harus dilaksanakan tanpa kecurangan,” pungkasnya.

Recent Posts

Ini Alasan RD Ditunjuk Jadi Pelatih Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025

MONITOR, Jakarta - Rahmad Darmawan resmi ditunjuk sebagai pelatih tim Liga Indonesia All Star yang…

29 menit yang lalu

Puan Hadiri Upacara Hari Bhayangkara ke-79, Ingatkan Kekuatan Polri Ada Pada Rakyat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri upacara dan syukuran Hari Bhayangkara ke-79.…

3 jam yang lalu

Ribuan Umat Buddha Akan Ikuti ITC 2025 di Borubudur

MONITOR, Jakarta - Sebanyak kurang lebih 2.000 umat Buddha dari berbagai wilayah Indonesia akan bertemu…

3 jam yang lalu

DPR: Bandara Bali Utara Bisa Jadi Ikon Peradaban Baru yang Integrasikan Sektor Pendidikan, Riset dan Budaya

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani mendukung pembangunan Bandara…

4 jam yang lalu

KemenP2MI Dorong Warga Bekerja ke Luar Negeri, DPR: Jadi Ironi dan Terkesan Dukung #kaburajadulu

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi mengkritik pendekatan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran…

5 jam yang lalu

Kejari dan Walikota Didesak Usut Pengelolaan Keuangan PT Migas Kota Bekasi

MONITOR, Bekasi - Forum Masyarakat Bekasi (Formasi) mendesak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi (Kejari Kota Bekasi)…

5 jam yang lalu