MONITOR, Yogyakarta – Komoditas hortikultura menjadi tren menarik di kalangan pebisnis dan petani. Data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan ekspor komoditas ini mengalami kenaikan 11,92 persen. Nilai ekspor hortikultura secara keseluruhan pada Januari – Oktober 2018 senilai USD 366.407.407 dengan volume 372.073 ton. Menjaga hal tersebut, perlu upaya strategis yang tepat antara lain akselerasi ekspor, peningkatan daya saing produk serta kerja keras semua pihak.
Guna menjaga kontinuitas pasokan, kualitas, serta menjembatani petani dan konsumen, Kementerian Pertanian menginiasi berdirinya koperasi untuk para anggota Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia (KBHI).
“Banyak informasi adanya pasokan dari petani yang belum diketahui pasar dan sebaliknya. Kehadiran KBHI ini menjembatani itu semua. Bahkan telah dibentuknya koperasi. Koperasi ini akan membentuk celah-celah di luar bisnis regular para petani tersebut. “ Jelas Dirjen Hortikultura Suwandi saat meresmikan koperasi KBHI di Jogjakarta, Jumat (25/1).
Suwandi menyebutkan manfaat dari pembentukan koperasi tidak hanya fisik. “Ke depannya juga tengah digarap dalam bentuk online dengan nama indohorti.com untuk pemasaran langsung dengan pola online. Selain itu juga akan diperhatikan aspek hilirisasi, pasca panen, dan pengolahan dan akan ditangani oleh koperasi,” tambahnya.
Dirinya berharap pola koperasi tidak hanya berada di level nasional saja, namun bisa di level asia tenggara. “Ke depan akan kita kembangkan ke komoditas-komitas komersial yang memiliki standar ke luar karena pangan lokal kita bagus dan berdampak pada stamina tubuh.”
Kadistan dan Ketahanan Pangan DIY Sasongko berharap besar dengan adanya koperasi ini. “Ini koperasi yang bergerak di hortikultura dan diharapkan dapat menjembatani antara petani dan konsumen sehingga tidak terjadi disparitas harga. Selama ini di petani terlalu rendah dan di konsumen tinggi. Saya jg berharap adanya nilai tambah dan daya saing hingga bersaing dg negara tetangga.
Sasongko yakin petani akan antusias untuk tergabung dengan koperasi. Kalau petani melihat ada manfaatnya, pasti akan tergabung. Ini perlu disosialisasikan.
Lumbung Pangan Dunia 2045 akan Lebih Cepat Tercapai
Suwandi menyakini dengan terbentuknya KBHI dan pembentukan koperasi ini akan memperkuat soliditas para petani dan eksportir juga mendorong percepatan lumbung pangan dunia, digawangi oleh komoditas hortikultura.
“Untuk lumbung pangan dunia 2045 Insya Allah lebih cepat. Kita akan kuatkan seluruh stakeholder untuk bersatu. Kita akan pasok dunia untuk pangan. Ini membuktikan pangan lokal kita memiliki daya saing unggul”.
Didukung dengan agroklimat yang cocok, diyakini pula komoditas hortikultura akan unggul dalam percepatan lumbung pangan dunia, “Insya Allah, di sini kita lihat buah dan sayuran lokal kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki di negara manapun”.
Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia dan Pendirian Koperasi
Ketua KBHI Ilud Maulud menjelaskan awal berdirinya lembaga ini berasal dari obrolan grup. “Awalnya bergerak di WA selama setahun, lalu mengerucut ke kopi darat lalu berkembang menjadi KBHI. Ini sudah berjalan 3 tahun.”
KBHI beranggotakan lebih dari 200 orang namun yang tergabung dalam koperasi sementara ini berjumlah 80 orang. “Keanggotaan koperasi bersifat terbuka Indonesia bagi siapa saja untuk seluruh warga.” tambah Ilud. Ke depan keanggotaan akan dibagi per daerah, per komoditas, per kelompok. “Misalnya di Yogyakarta dibikin satu kelompok, semua kebutuhan akan dicukupi oleh daerah tersebut. Jika ada lebih akan diekspor,” lanjut Ilud.
Elyas Marwan, petani sekaligus pebisnis, menjelaskan bahwa KBHI terdiri dari beragam petani dan beragam komoditas. “Kami berkumpul agar bagaimana produksi Indonesia dikenal dunia. Hanya saja kita butuh pasokan yang lebih lagi dan kemudian kualitas yang lebih bagus lagi agar nama Indonesia lebih besar lagi. Gunanya agar terjadi kesinambungan dalam bisnis itu tadi.” paparnya
Elyas menekankan bahwa produksi harus ada peningkatan kualitas dan kuantitas. “Kami harus meyakinkan kepada pasar lokal maupun interlokal bahwa kita bisa berkesinambungan dalam bisnis. Kalau tidak ada kerja sama yang baik antara kita semua itu akan sulit. Kesinambungan antara swasta dan pemerintah diperlukan.”sambung dia.
Kunci Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi
Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi bisa dilakukan dengan berbagai hal. Salah satu contohnya adalah perbanyakan benih bawang melalui umbi TSS. Modal budidaya sekitar 35-40%.
Dirjen Hortikultura Suwandi memaparkan, untuk solusi pasokan cabai dan bawang merah ada 10 jurus agar pasokan tetap stabil. “Gunakan benih unggul, ikuti aturan pola tanam antar waktu antar wilayah, gunakan pupuk organik buatan sendiri agar lebih efisien demikian dengan pestisida gunakan buatan sendiri.”
Dirinya mencontohkan untuk pengendalian virus kuning gunakan minyak cengkeh, ada hama kutu putih dan sebagainya gunakan likat kuning, ada light trap, feromon sex. “Pasca panen yang baik dan gunakan pasar lelang contohnya di pasar sleman, hilirisasi atau diolah secara rumah tanggah maupun industri,” jelasnya.
Peran Generasi Muda
Ketua KBHI Ilud Maulud mengatakan bahwa dengan hadirnya Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia ini juga turut mendorong para generasi muda pertanian untuk terjun ke bidang pertanian. “Peran mahasiswa penting. Saya harapkan kalau bisa dia bukan pencari pekerjaan, tapi pencipta pekerjaan. Contohnya, kalau dia sudah kuliah, bahkan kalau belum lulus, dia sudah bisa mendampingi petani karena petani ini ilmunya kurang. Mahasiswa ini mendampingi antara petani dan pemerintah.” Mahasiswa tersebut kembali ke kampungnya sudah dengan bekal masing-masing di bidang pertanian.
Oki Theresia, alumnus IPB, adalah anggota termuda KBHI. Ia mengaku setelah tergabung di KBHI dan koperasi jadi mendapat dukungan dari sesama anggota lainnnya, “Awalnya saya di Kampung Pertanian IPB dengan pertanaman cabai dan kelor. Saya tertarik dengan undangan dengan KBHI karena ada hutang di bidang pertanian. Alahamdulillah setelah bergabung jadi mendapat link dan saling bersinergi dengan beberapa petani atau pengusaha lainnya.”
Oki juga mengajak para generasi muda untuk bergabung dengan dunia pertanian “pertanian itu ga kotor, keren, luas dan bisa berdasi.”