Jumat, 19 April, 2024

Selain Kopi, Menteri Amran Kucurkan Bantuan Kentang Dukung DAS Citarum Bersih dan Harum

MONITOR, Bandung – Setelah melepas ekspor 42 produk hortikultura di wilayah Banjaran, kabupaten Bandung beberapa waktu lalu, kali ini Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan benih hortikultura dan kopi kepada para petani di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di desa Cibeureum dan Tarumajaya, kecamatan Kertasari, kabupaten Bandung, Kamis (10/1).

Penyerahan bantaun kentang secara simbolis sebanyak 7 ton, sementara kopi sebanyak 1 juta pohon. Pemberian bantuan ini merupakan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Pemulihan fungsi DAS merupakan serangkaian kegiatan penanganan lahan yang mengalami kerusakan lingkungan melalui perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi untuk dapat memulihkan fungsi DAS yang disebabkan oleh pencemaran DAS dana atau perusakan DAS.

Salah satu upaya pemulihan DAS Citarum dengan cara membangun budaya menghormati air, artinya masyarakat dilarang mencemari air. Lalu masyarakat juga harus mau menata pemukiman dan lingkungannya. Masyarakat dan pelaku agribisnis dihimbau untuk tidak membuang limbah yang dihasilkannya ke sungai, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri.

- Advertisement -

“Kami ingin menghijaukan sungai Citarum di antaranya dengan tanam kopi dan kentang. Kopi yang produktivitasnya 3 kali lipat. Bantuan kentang untuk menguatkan produksi bahkan harus bisa ekspor,” demikian kata Menteri Amran.

Amran menegaskan pemberian benih kentang ini guna menguatkan produksi di kecamatan Kertasari. Seperti diketahui, impor kentang sudah ditutup dan Indonesia pada tahun lalu telah mencapai swasembada.

“Kentang saya tutup impornya. Saya bilang buang itu impor. Sebagai gantinya saya kasih benih dan traktor,” tegas dia.

Selain menyerahkan benih kopi dan kentang, Menteri Amran pun memberikan bantuan benih paket pengembangan kawasan cabai sebagai tanaman tumpang sari. Paket bantuan ini diberikan kepada kelompok tani Sadudulur, Nusa Utama, Baitussalam, Wana Tani, Sumber Jaya, Mutiara Tani, Jagat, Berdikari, Mekar Mukti dan Rahayu.

Berdasarkan data BPS, inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,56 persen turun menjadi 1,26 persen tahun 2017. Kemudian investasi naik 110% nilainya Rp 94,2 triliun.

“Pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2%, dari tadinya Rp 900 triliun meningkat hampir Rp 1.400 triliun,” beber Amran.

Lebih lanjut Amran menegaskan di masa pemerintahan Jokowi ini, sektor pertanian menjadi perhatian. Banyak anggaran kementerian seperti perjalanan dinas, mobil dinas dan biaya pemeliharaan yang dipangkas untuk konsentrasi pengembangan sektor pertanian.

“Karena itu, harapan kami, dari bantuan ini semua dapat meningkatkan produksi. Terjadi peningkatan PDB dan ekspor kita meningkat,” ujar Amran.

Hadir dalam pemberian bantuan dan penanaman kopi dan kentang secara tumpang sari ini anggota Komisi IV DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi, Dirjen Perkebunan Bambang, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Uluman, Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Nasser, Direktur PTPN VIII Wahyu.

Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan dalam upaya memanfaatkan potensi dan sekaligus menjadikan DAS Citarum bersih dan harum, pemberitan bantuan benih kentang akan terus dilakukan. Hal ini penting untuk terus meningkatkan produksi kentang.

“Pemberian benih kentang akan diteruskan ke depan, termasuk cabai dan komoditas hortikultura lainnya. Hari ini secara simbolis bantuan kentangnya sebanyak 7 ton. Dan menyusul bantuan benih sayuran lainnya,” tutur Suwandi.

Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Nasser menyatakan pelestarian sungai citarum merupakan amanat Presiden RI. Yakni agar petani makmur.

“Menteri membawa oleh-oleh bibit kopi dan kentang. Ini kebijakan Presiden Jokowi untuk para petani. Ini perkebunan untuk masyarakat. Tumpang sari antara kopi, kina dan kentang,” katanya.

Sementara itu Direktur PTPN VIII, Wahyu menyebutkan gerakan penghijauan DAS Citarum menjadi tugas PTPN untuk turut menjaga lahan yang tadinya konservasi menjadi lahan garapan.

“Ini lahan HGU milik PTPN, kopinya milik petani. Mohon dirawat. Kami hanya minta kopinya dijual kepada kami. Tidak apa ada tanaman lain asalkan dapat menjaga konservasi. Bahwa lahan kritis harus dihijaukan sesuai amanat presiden,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, dilakukan MoU antara PTPN dengan Dirjen Perkebunan dan kelompok tani disaksikan Menteri Pertanian.

Akan hal ini, Wakil Gubenur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan Kementan di wilayahnya. Menurutnya, kegiatan ini guna memberikan manfaat bagi rakyat, sebab ertanian menjadi skala prioritas.

“Ini karena Bandung lahan pertanian produktif dan itu butuh kebersamaan,” ungkapnya.

Antusiasme Petani

Saat dikunjungi, Kepala Desa Cibeureum Efi Nur Taufik menyebutkan masyarakat sangat antusias mendapat bantuan dari pemerintah. Dengan adanya gerakan penghijauan ini juga diharapkan dapat mengembalikan sungai Citarum menjadi harum dan bersih.

Mengenai bantuan benih kentang, Efi pun mengakui kentang merupakan komoditas unggulan. “Kentang di sini komoditas unggulan. Mayoritas distribusinya ke pasar Bandung dan Jakarta. Bahkan ada kerja sama kelompok tani dengan JICA,” tuturnya.

Nandang rusmana, petani Kelompok Mutiara Tani pun demikian. Ia merasa beruntung dengan bantuan dari Kementan.

“Terima kasih atas bantuan bapak menteri,kami diberi ruang untuk bertanam. Kami tidak ingin hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kami ingin menjadi petani mandiri dan mampu menjadi penangkar benih,” ucapnya.

Dukungan ini tentunya juga mendapat sambutan dari penyuluh setempat. Salah seorang penyuluh pertanian, Imam Hilman mengapresiasi bantuan Kementan. Dengan bantuan ini, penyuluh semakin dijadikan garda terdepan.

“Kami berterima kasih atas kunjungan Menteri dan kami siap menjalankan intruksi di lapangan,” sebut Imam.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER