MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama RI menjajaki kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Malaysia untuk mengembangkan pendidikan agama khususnya kajian manuskrip Asia Tenggara. Hal itu disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menerima kunjungan Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee bin Malik, di Kantornya, Kamis (10/1) kemarin.
Kedua belah pihak, dikatakan Menag, sepakat akan membangun pusat Manuskrip Nusantara. “Kami di Kemenag sejak beberapa tahun terakhir fokus melakukan kajian manuskrip. Ke depan kami ingin membangun Pusat Manuskrip Nusantara,” ujar Menag, Kamis (10/01).
Menurut Lukman, kajian manuskrip Nusantara menjadi perhatian Kemenag karena banyak khasanah keilmuan yang ada dan tersebar di dalamnya belum tergali dan terinventarisir dengan baik.
“Padahal khasanah-khasanah yang ada dalam manuskrip kita sangat kaya,” tandasnya.
Sementara itu, Maszlee menceritakan bahwa di Malaysia telah dikembangkan digitalisasi manuskrip. “Kita banyak koleksi digital. Jika diperlukan, kami bisa membantu untuk digitalizing manuscript,” ujar Maszlee.
Ia mengapresiasi Kemenag yang telah memberikan perhatian pada manuskrip Nusantara. Maszlee juga menuturkan kajian manuskrip yang ada di Malaysia juga mencakup beberapa manuskrip yang tersebar di Asia Tenggara.
“Ada yang dari Mindanao misalnya. Manuskrip yang ada di Asia Tenggara sebenarnya tak kalah dengan yang ada di Arab Saudi,dan sebagainya,” ujar Maszlee yang mengaku memiliki nenek moyang berdarah Bugis, Sulawesi Selatan.
Ia menambahkan, kajian manuskrip, khususnya manuskrip keagamaan, penting untuk dilakukan bersama-sama. “Apalagi kita satu rumpun. Ini di hari depan akan jadi peninggalan bagi anak cucu kita,” tuturnya.