EKONOMI

Kementan Pacu Purwakarta Tingkatkan Mutu dan Ekspor Benih Hortikultura

MONITOR, Purwakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu berbagai daerah agar menjadi sentra produsen benih hortikultura yang berskal ekspor. Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat merupakan salah satu penghasil benih hortikultura bahkan sudah melakukan ekspor, tetapi perlu didorong lagi mutu dan volume ekspornya.

“Sentra benih hortikultura ternyata tidak hanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tetapi juga Kabupaten Purwakarta sebagai sentra produsen benih hortikultura yang tersebar di lima kecamatan,” demikian dikatakan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi saat mengunjungi sentra produksi benih hortikultura di Purwakarta, Jumat (28/12).

Dia menekankan untuk meningkatkan mutu dan volume ekspor benih hortikultura, petani harus didorong tidak hanya pada aspek budidaya, tetapi juga agar menjadi penangkar yang bermitra produsen benih. Dengan begitu, mutu, perluasan pasar hingga ekspor dapat ditingkatkan.

“Ini dilakukan dengan menggunakan benih unggul, mengatur pola dan rotasi tanam serta pasca panen dan packaging yang memenuhi standar,” ujar Suwandi.

“Purwakarta juga daerah durian dan rambutan tersebar merata di banyak kecamatan. Sedangkan untuk buah manggis didorong terus untuk diekspor sehingga pangsa nya dulu 40 persen meningkat menjadi 50-60 persen diekspor dengan harga yang kompetitif,” imbuhnya.

Hadir pada kunjungan ini Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Agus R Suherlan, pihak PT. Prabu Agro Mandiri salah satu produsen benih hortikultura, Akik.

Agus R Suherlan mengatakan Purwakarta memiliki topografi yang bervariasi sehingga menjadi sentra hortikultura di antaranya sayuran dan buah. Terdapat lima kecamatan yang memiliki potensi pengembangan sayuran dan buah-buahan yakni Wanayasa, Pondok Salam, Kiara Pedes, Bojong dan Darancang.

“Masalah perbenihan, Purwakarta sudah dikenal sebagai sentra produsen benih. Kita harapkan petani di Purwakarta tidak hanya bergerak di budidayanya tapi juga menjadi plasma sumber benih,” kata dia.

Terkait pemasaran hasil hortikultura, Agus menegaskan tidak ada masalah. Selama ini sudah dipasarkan wilayah sekitar bahkan petani saat ini sedang diupayakan untuk menjadi pelaku usaha juga yang dapat menampung hasil produksi untuk dipasarkan ke pasar modern hingga ekspor.

“Jadi sayuran dan buah-buahan nanti tidak hanya dijual ke pasar induk, tetapi juga ditampung sendiri oleh petani yang menjadi pelaku usaha. Di Purwakarta sudah ada beberapa eksportir, ini yang akan memberikan kemudahan bagi petani. Contohnya manggis, bulan Februari akan panen sekitar 50 ribu ton,” ujarnya.

Luas lahan manggis di Purwakarta mencapai 1.400 hektar yang tersebar di lima kecamatan tersebut. Harga saat ini semakin bagus seiring dengan adanya dua eksportir peserta dua unit packaging house di dua kecamatan Darandang dan Purwakarta.

“Bila dulu harganya maksimal 12 ribu per kg, tapi sekarang untuk diekspor 28 ribu per kilogram,” ungkap Agus.

Sementara itu dari PT. Prabu Agro Mandiri, Akik mengatakan pihaknya mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 2012 dan memproduksi benih sebanyak 12 jenis komoditas dan 40 varietas yang sudah dilepas. Di antaranya oyong, gambas, paria, mentimun, kacang panjang, semangka, melon, janggung manis dan lainnya.

“Selama ini kami bermitra dengan penangkar benih di Jember, Bandung Barat, Ciamis dan menjajaki bermitra dengan penangkar di Purwakarta. Produksi benih sudah kami pasarkan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sudah dikirim sampai Papua,” jelasnya.

Akik menyebutkan jenis benih yang favorit diminati pasaran antara lain kacang panjang, paria, cabai rawit dan benih melon. Bahkan saat ini menanam melon di Cirebon yang hasilnya sangat menguntungkan.

“Biaya impasnya Rp 4 ribu per pohon bisa menghasilkan 2 buah per pohon dengan berat 2 sampai 4 kg dan harganya Rp 5 sampai 6 ribu per kilogram,” pungkasnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, ekspor total hortikultura segar Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 1,28 triliun, naik 27% dibanding Januari sampai Agustus 2017 yang hanya Rp 0,94 triliun. Sedangkan total ekspor hortikultura segar dan olahan Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 287 triliun.

Untuk terus memacu volume ekspor, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan telah menetapkan prognosa produksi sayuran 2018 mencapai 12,9 juta ton atau naik 3,4% dibandingkan 2017. Prognosa di tahun 2019 pun telah disiapkan, sehingga Kementan terus memperluas kawasan pengembangan hortikultura dan benih sayuran.

Recent Posts

Tidak Ingin Ada PHK di Indofarma, Wamen Noel: Saya Bukan Malaikat, Ayo Kita Berjuang

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) mengajak karyawan PT Indonesia…

2 jam yang lalu

Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan Untuk Palestina

MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 menyalurkan donasi kemanusiaan senilai Rp3,5 miliar untuk Palestina.…

4 jam yang lalu

Menag Ajak Ribuan Jemaah Umrah Ajak Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina

MONITOR, Makkah - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengajak ribuan jemaah umrah untuk mendoakan Indonesia.…

6 jam yang lalu

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar

MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 resmi berlangsung pagi ini di Istora Senayan Jakarta…

6 jam yang lalu

Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Minta Seluruh APK Diturunkan

MONITOR, Minahasa - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengingatkan tanggal 24 November 2024 sudah memasuki…

7 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Penghargaan Emas dalam Ajang SNI Award 2024

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi dengan meraih Penghargaan Emas…

13 jam yang lalu