PERTANIAN

Desa Kebon Agung Gresik jadi Penghasil Jeruk Nipis Kowang Agung

MONITOR, Gresik – Desa Kebonagung merupakan salah satu desa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur merupakan desa penghasil berbagai jenis buah, salah satunya yaitu jeruk nipis Kowang Agung.

Jeruk nipis termasuk komoditas baru di kalangan petani desa Kebonagung kecamatan Ujung Pangkah, Gresik. Petani mulai menanam jeruk nipis sebagai usaha atas kegagalan pengembangan jeruk siam akibat serangan berat CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) atau kerusakan pembuluh floem tanaman jeruk pada awal 2010 lalu. Keuntungan dari usaha budidaya jeruk nipis ini mulai telah terasa sekitar 7 tahun terakhir.

“Bertanam jeruk nipis relatif mudah dan murah dibanding usaha jeruk lainnya. Buah ini lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Permintaan buah jeruk nipis cukup tinggi baik untuk usaha kuliner berikut olahan di Jawa Timur dan daerah lainnya,” ujar Syaiful (40), champion jeruk nipis.

“Jeruk nipis asal daerah ini kuat selama masa pengangkutan dan memiliki daya simpan sampai lebih 2 minggu di suhu ruangan tanpa penurunan kualitas. Keunggulan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani jeruk nipis di sini,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Ir. Eko Anindito Putro mengatakan saat ini kurang lebih 400 pertanaman jeruk nipis di kabupaten Gresik. Sentra terbesarnya di desa Kebun Agung – Ujung Pangkah.

“Di desa ini sekitar 1.400 warga bertanam jeruk nipis dengan total luas lahan sekitar 200 ha dan 90 persen di antaranya dikembangkan di pekarangan maupun tegalan,” katanya.

Produksi jeruk nipis di Gresik mencapai 9.600 ton dengan produktivitas rata-rata 48 ton per ha. Dibanding jeruk nipis lainnya, jeruk nipis dari Gresik ini sudah sangat terkenal di pasar dan identik dengan jeruk nipis bermutu. Hal ini membuat jeruk nipis asal Gresik ini memiiliki harga yang lebih mahal di pasar.

Tizuddin (35), Sekretaris kelompok tani Kowang menyebutkan keunggulan jeruk nipis Gresik antara lain karena lebih tahan simpan, kadar air lebih tinggi dan persentase buah kualitas super lebih besar, sehingga harganya pun lebih tinggi dibandingkan jeruk nipis dari daerah lain.

Harga jual jeruk nipis bisa brfluktuasi. Pada saat musim kemarau harga jeruk nipis di tingkat petani dapat mencapai Rp 16 – Rp 20 ribu per kg, sedangkan saat musim hujan sekitar Rp 4 – 6 ribu per kg. Dengan rata-rata produksi selama setahun 30 ton dan harga rata-rata minimal Rp 5 ribu per kg, maka pendapatan petani jeruk di Gresik diperkirakan Rp 150 juta per tahun.

Direktur Perbenihan Hortikultura Sukarman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian sangat memberikan perhatian dan dukungan penuh bagi pengembangan komoditas unggulan daerah, termasuk jeruk nipis.

“Kami telah mendorong pendaftaran varietas jeruk nipis Kowang Agung dari Gresik ini dan kami rencanakan pada bulan Januari 2019. Varietas ini akan disertakan dalam sidang pembahasan TP2V untuk proses pelepasannya,” ujarnya.

Recent Posts

PT Jasamarga Transjawa Tol Gelar Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim

MONITOR, Bekasi - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menggelar kegiatan Doa Bersama dan Santunan Anak…

5 jam yang lalu

KKP Pastikan Produk Perikanan Penuhi Standar Mutu Ekspor AS

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan…

6 jam yang lalu

Gubernur Bengkulu di OTT, DPR: KPK Jangan Jadi Alat Politik Jelang Pilkada

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menyoroti kasus penangkapan Gubernur Bengkulu…

7 jam yang lalu

Puan: Guru Pahlawan Penjaga Nyala Pelita Masa Depan Bangsa

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…

9 jam yang lalu

Dana Bergulir Tingkatkan Usaha Anggota Koperasi di Majalengka

MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…

11 jam yang lalu

Menteri Yandri Kaget Lihat Jalan Kabupaten Serang Rusak Parah, Respon Menteri PU Cepat

MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…

11 jam yang lalu