EKONOMI

Lahan Rawa Banjar Siap jadi Kindai Limpuar

MONITOR, Banjar – Dari sekitar 34.1 juta ha lahan rawa terdapat 19.1 juta ha sesuai untuk pertanian. Hingga saat ini lahan rawa yang sudah dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 3.68 juta ha atau hanya 15% saja. Dengan demikian potensi lahan rawa untuk pertanian sangat besar.

Menteri Pertanian RI Dr Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa lahan rawa adalah solusi pangan nasional. Oleh karena itu kita harus garap lahan rawa, tanami padi, sayuran, itik, dan ikan untuk sejahterakan petani. Demikian Amran mengatakan saat acara temu lapang dengan petani dan masyarakat Desa Tajau Landung, Kec Sungai Tabuk, Kab Banjar, Kalsel tadi pagi.

Lebih lanjut Amran mengatakan bahwa Kementan mulai tahun ini galakan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) di 6 propinsi, yaitu: Kalsel, Kalteng, Sumsel, Jambi, Lampung, dan Sulsel. Mimpi besar saya adalah Kalsel menjadi pusat pertanian modern, semuanya full mekanis. Mulai dari olah tanah, tanam, pemeliharaan, panen, hingga gabah menjadi beras, semuanya gunakan alat mekanisasi pertanian.

Petani Kalsel tidak boleh malas dan tidak kena sinar matahari di rumah artinya harus turun ke sawah. Apalagi anak muda harus giat ke sawah. Pemuda harus bangun pertanian Indonesia, pemuda dapat mengguncang dunia, demikian Amran menambahkan.

Menteri Pertanian Andi Amran (foto: istimewa)

Bupati Banjar H Khalilurrahman menyambut baik program Kementan SERASI untuk membangun pertanian agar masyarakat Banjar sejahtera dan barokah. Bupati mengatakan bahwa masyarakat bertekad menjadikan Banjar menjadi lumbung pangan Kalsel atau menjadi Kindai Limpuar (lumbung berlimpah ruah).

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kunci keberhasilan lahan rawa adalah pengelolaan air. Dengan tata air yang tepat dan introduksi varietas berumur genjah, indeks pertanaman dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200.

Selain itu dengan introduksi teknologi lainnya seperti padi Inpara, ameliorasi dengan dolomit, pemupukan berimbang, pengendalian OPT produktivitas padi juga dapat ditingkatkan dari 2 menjadi 6 ton/ha. Dengan demikian maka produksi padi dapat meningkat 6 kali dalam satu tahun, demikian Dedi menambahkan.

Recent Posts

Fahri Hamzah Tegaskan Idealisme dan Gagasan Perlahan Kalahkan Dominasi Uang dalam Pemilu

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan bahwa,…

1 jam yang lalu

Kemenag Rumuskan Lima Rekomendasi Pencegahan Konflik Berdimensi Agama

MONITOR, Jakarta - Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama merumuskan lima rekomendasi…

3 jam yang lalu

Gubernur Bali Dukung Pelestarian Sapi, Kementan Perkuat Kolaborasi Dengan Pemprov Bali

MONITOR, Denpasar - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi Bali memperkuat kolaborasi dalam pengembangan peternakan…

4 jam yang lalu

Menhub Dudy Ajak Masyarakat Kolaborasi Bangun Kebijakan Transportasi Berbasis Data dan Ilmu Pengetahuan

MONITOR, Batam - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengajak masyarakat bertukar gagasan dalam membangun sistem…

5 jam yang lalu

Kemenag Gelar Festival Majelis Taklim 2025, Ada Lima yang Dilombakan!

MONITOR, Jakarta - Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag menggelar Festival Majelis Taklim Indonesia 2025. Festival…

8 jam yang lalu

Kukuhkan 177 Lulusan, Institut Nalanda Perkuat Komitmen pada Pendidikan Multikultural

MONITOR, Jakarta - Institut Nalanda mengukuhkan 177 lulusan dalam Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Tahun 2025…

9 jam yang lalu