MONITOR, Batam – Tak seorangpun yang dapat menyangkal bahwa Batam adalah salah satu kota maju di Republik Indonesia ini. Namun jika terus mengejar kemajuan, tanpa menjaga tradisi yang terkandung dalam masyarakat, ini bisa jadi nestapa bagi bangsa.a
Demikian dikatakan Abdul Basyid Has, Caleg DPR RI daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) periode 2019-2024. Pendapat itu disampaikannya dalam memperingati Hari Jadi Kota Batam ke 189 yang jatuh pada hari Selasa (18/12/2018) ini.
Basyid menilai kemajuan yang telah, sedang, dan akan dipacu Kota Batam harus diimbangi dengan terjaganya kemuliaan akhlak dalam masyarakat. “Terus mengejar kemajuan, mendorong modernisasi, bisa membawa masyarakat pada sikap shock culture. Inilah yang harus pikirkan,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).
Jika dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin kita sulit menjumpai budaya sendiri yang menjadi identitas asli masyarakat Batam. “Inilah cikal bakal hilangnya tradisi dalam masyarakat. Di Batam ini, jangan sampai hilang kultur Melayu di bumi. Tradisi kita mengandung kemuliaan akhlak. Dan itu harus kita jaga,” tutur Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Kepri tersebut.
Karena itu untuk menjaganya, Basyid mengajak seluruh pihak untuk bersinergi. Baik pemerintah, pihak swasta, aparat kepolisian, militer, masyarakat sendiri, instansi pendidikan, dan seterusnya, harus satu visi untuk peduli terhadap hal ini. “Selamat Hari Jadi Kota Batam ke 189. Mari kita konsisten membangun pendidikan berlandaskan akhlak,” pungkas Basyid yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Haji Abdul Ghani.
Hari Jadi Kota Batam diperingati setiap tanggal 18 Desember setiap tahunnya. Peringatan ini mengacu pada Perda Kota Batam Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Hari Jadi Kota Batam.
Hari Jadi Kota Batam diambil dari pengangkatan Raja Isa sebagai penguasa Nongsa, kampung kecil yang menjadi cikal bakal Kota Batam, pada 18 Desember 1828. Kini Nongsa menjadi sebuah Kecamatan dalam administrasi daerah Kota Batam, Kepri.