HEADLINE

Tiap Tahun Laut jadi Tempat Penampungan Sampah Plastik Hingga 400 Ribu Ton

MONITOR, Jakarta – Sampah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kebersihan, menjadi pemicu utama permasalahan sampah seolah tak bisa diselesaikan.

Ironisnya, diperkirakan 100 ribu hingga 400 ribu ton sampah plastik per tahun milik masyarakat Indonesia masuk ke laut. Hal ini berdasarkan kajian yang dilakukan tim peneliti LIPI.

Studi tersebut dilakukan di 18 pantai di Indonesia yang dijadikan area monitoring setiap bulan untuk pemantauan sampah terdampar dan 13 pesisir di Indonesia dijadikan area sampling mikroplastik di permukaan air. Serta delapan lokasi untuk mikroplastik di sedimen dan satu genus ikan (Stolephorus sp) dari 10 lokasi se-Indonesia.

“Hasilnya, jenis sampah ditemukan dari seluruh area monitoring pantai adalah kategori plastik dan karet, logam, kaca, kayu (olahan), kain, lainnya, serta bahan berbahaya. Perhitungan kasarnya dengan asumsi sederhana diperkirakan 100 ribu hingga 400 ribu ton plastik per tahun milik masyarakat Indonesia masuk ke laut,” ujar Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Muhammad Reza Cordova, dalam keterangan tertulis.

Sampah dominan berasal dari plastik sekitar 36 hingga 38 persen di seluruh area kajian. Mikroplastik ditemukan pada seluruh lokasi kajian baik pada permukaan air, sedimen maupun pada tubuh ikan. Mikroplastik terbanyak ditemukan di permukaan air Sulawesi Selatan dan Teluk Jakarta. Di dua daerah tersebut terdapat 7,5 sampai 10 partikel per meter kubik. Pada sedimen ditemukan lebih dari 100 partikel per kilogran di Aceh, Sulawesi Selatan, dan Biak.

“Mikroplastik ditemukan antara 58 sampai 89 persen pada ikan teri atau Stolephorus sp 0,25 sampai 1,5 partikel per gram. Walaupun relatif rendah, hal ini perlu diwaspadai, mengingat dampak lain dari mikroplastik yang belum banyak diketahui,” kata Reza. Hasil tersebut menggambarkan bahwa penggunaan plastik masih sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan adanya korelasi positif antara kepadatan penduduk dengan sampah plastik serta mikroplastik pada lingkungan. Selain itu, plastik dan mikroplastik yang ditemukan didominasi dari jenis plastik sekali pakai.

“Dalam menganggulangi permasalahan sampah laut, khususnya sampah plastik dan mikroplastik diperlukan peran seluruh pihak, dari pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta dan industri serta LSM untuk mengurangi konsumsi plastik,” kata Reza.

Recent Posts

Permenperin 13 Tahun 2025 Diterbitkan, Industri Wajib Lapor Data Secara Berkala

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 13 Tahun 2025…

3 jam yang lalu

Komisi IV DPR Wanti-Wanti Kebijakan Kuota Impor, Salah Sistem Bisa Ancam Petani dan Ketahanan Pangan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan memberikan sejumlah catatan terkait gagasan…

6 jam yang lalu

Puan Minta Aparat Pastikan Keselamatan Warga, Akhiri Kekerasan di Papua

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas penyerangan kelompok kriminal bersenjata…

6 jam yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Nilai Fatwa Jihad Lawan Israel Berpotensi Menggerakkan Radikalisme

MONITOR, Jakarta - Guru besar ilmu Fiqih Siyasah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Khamami Zada menilai…

7 jam yang lalu

Lebih dari 68 Ribu Santri Ikuti UAN CBT PKPPS 2025, Digelar Bertahap Mulai April

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam secara resmi menggelar…

7 jam yang lalu

Sukses Optimalkan Pelayanan, Jasa Marga Tutup Satgas Operasional Idulfitri 1446H/2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. hari ini secara resmi menutup operasi Satuan…

9 jam yang lalu