EKONOMI

Produk Perikanan Indonesia Tembus Pasar Korea Selatan

MONITOR, Busan – Produk perikanan Indonesia senilai USD 143 juta berhasil menembus pasar Korea Selatan. Capaian ini diperoleh melalui kontrak pembelian antara Daelim Corporation dari Korea Selatan dengan PT. Global Fisheries Exchange (GFE) yang merupakan eksportir Indonesia.

Penandatangan kontrak pembelian tersebut dilakukan pada Selasa (4/12) di Conference Room Busan International Fisheries Exchange (BIFEX) di Busan, Korea Selatan, dan disaksikan disaksikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan, Kusuma Dewi.

“Penandatangan kontrak pembelian ini tentunya memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja ekspor Indonesia. Kontrak pembelian akan dilakukan dalam tenggat waktu lima tahun. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasokan produk perikanan di Korea Selatan,” jelas Dewi.

Dewi juga menyampaikan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi turut gembira dan menyambut baik hasil tersebut. Pada kesempatan berbeda, Umar Hadi menyampaikan, komposisi ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 45 persen masih berbasis migas dan batu bara, sehingga diperlukan diversifikasi jenis komoditas ekspor agar mampu mencapai nilai perdagangan USD 30 milar pada 2022.

“Salah satu produk yang potensial adalah perikanan, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan lebih besar daripada daratannya,” jelas Umar. Dewi berharap kerja sama yang ada dapat semakin ditingkatkan dan produk perikanan Indonesia semakin dapat diterima oleh masyarakat Korea Selatan.

“Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih sangat besar. Hal ini dikarenakan kegemaran penduduk Korea Selatan akan makanan laut, terutama di Busan yang terkenal dengan Odeng dan Ommuk,” imbuh Dewi. GFE merupakan perusahaan yang berbasis di Minahasa Selatan dengan area tangkap di daerah Sulawesi Utara dan Maluku.

GFE baru memulai usahanya tiga tahun lalu dan menitikberatkan pada kerja sama dan pemberdayaan nelayan kecil melalui pemberian pelatihan mulai dari metode tangkap sampai dengan penanganan pasca tangkap. GFE terus berupaya mereplikasi pelatihan nelayan kecil ini ke seluruh Indonesia sehingga mampu mendapatkan hasil yang maksimal dari biomassa ikan laut yang kini semakin besar yang merupakan dampak dari kebijakan penangkapan ikan secara legal dan lestari/berkelanjutan yang digalakkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sementara itu, Daelim Corporation adalah perusahaan yang menduduki peringkat ke-17 terbesar di Korea Selatan, yang bergerakdi bidang konstruksi. Daelim Corp juga baru saja melakukan diversifikasi usaha di bidang perikanan dan telah berinvestasi sebesar USD 200 juta di Rusia.

Korea Selatan mengimpor produk perikanan dari dunia dan jumlahnya terus meningkat. Selama enam tahun terakhir rata-rata impor produk perikanan ke Korea Selatan mencapai lebih dari USD 3,6 miliar. Setelah mengalami penurunan pada tahun 2013 akibat melemahnya perekonomian dunia, nilai impornya kembali naik secara signifikan hingga sebesar 15,93 persen pada tahun 2014.

Nilai ini terus meningkat pada tahun 2015, 2016 dan 2017, masing-masing sebesar 2,30 persen, 6,00 persen, dan 9,93 persen. Nilai impor terbesar berasal dari impor ikan, beku, tidak termasuk potongan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya (HS 0303). Disusul dengan moluscs (0307) dan fish fillets and pieces, fresh, chilled or frozen (HS 0304).

Di tahun 2017, China memasok sebesar 23,70 persen dari total impor Korea Selatan. Posisi selanjutnya ditempati Rusia (19,80 persen), Vietnam (12,90 persen), Norwegia (7,70 persen), Amerika Serikat (5,30 persen), dan Jepang (3,0 persen). Keenam negara tersebut hanya menyisakan pangsa pasar sebesar 40,40 persen untuk negara-negara lain termasuk Indonesia.

Di tahun yang sama, Indonesia berada pada peringkat ke-15 dengan pangsa pasar sebesar 0,90 persen atau senilai USD 40,6 juta. “Diharapkan keberhasilan GFE mengekspor produk perikanan dapat diikuti para pelaku usaha lainnya. Apalagi kebutuhan Korea Selatan terhadap produk perikanan semakin meningkat. Peluang ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pelaku usaha dari Indonesia,” pungkas Dewi.

Recent Posts

Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Reguler Hingga 25 April 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama memperpanjang Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler…

2 jam yang lalu

Panglima TNI: Revisi UU TNI Berdasarkan Prinsip Demokrasi dan Supremasi Sipil

MONITOR, Jakarta - Dinamika lingkungan strategis menuntut TNI untuk selalu beradaptasi dan semakin profesional dalam…

4 jam yang lalu

Pengamat: Layak Diapresiasi Publik, Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi

MONITOR, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Spora Communication, Dr. Rizky Fajar Meirawan, menilai capaian…

5 jam yang lalu

Ramai Kasus Pelecehan Dokter, Legislator Minta Korban Jangan Malu Lapor dan Polisi Harus Cepat Respons

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez menyoroti maraknya peristiwa kekerasan seksual…

6 jam yang lalu

Kesejahteraan Meningkat, Mentan Amran: Petani Bahagia, Harga Kelapa Naik

MONITOR, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini para petani…

7 jam yang lalu

Mulai 19 April 2025, Tol Binjai-Langsa Seksi Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Ditetapkan Tarif

MONITOR, Sumut - PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya akan memberlakukan tarif pada Jalan Tol…

7 jam yang lalu