Sabtu, 20 April, 2024

Babak Baru Perseteruan PAN vs PPP Pasca Lulung Pindah “Gerbong”

MONITOR, Jakarta – Abraham Lunggana alias Haji Lulung secara resmi pindah kendaraan politik. Lulung yang sebelumnya menjadi salah satu petinggi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kini menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, kepindahan Lulung ini ternyata membuat cerita baru antara dua partai tersebut. Sayangnya, bukan cerita manis yang tercipta dari dua partai tersebut. Sebaliknya, kedua partai itu saling serang dan saling sindir melalui pernyataan yang pedas.

Saling serang ini berawal saat PAN menyambut Lulung yang disebut telah hijrah dari partai pendukung penista agama ke partai pro-ulama. Ucapan tersebut dilontarkan Bendahara DPW PAN Bambang Kusumanto di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa kemarin 27 November 2018. Saat itu, dia juga berharap kedatangan Lulung bisa menjadikan PAN menjadi rumah besar umat Islam di Jakarta.

“Ketua dan seluruh kader DPW Jakarta mengucapkan selamat datang atas bergabungnya Bang Haji Lulung ke PAN. Tapi saya ingin membuat statement memaknai hijrahnya beliau ke PAN. Pertama, ini merupakan hijrahnya aspirasi umat dari partai (pro) penista agama ke partai pro-ulama dan pro-rakyat,” kata Bambang.

- Advertisement -

“Bersama Haji Lulung untuk menjadikan PAN Jakarta rumah besar umat Islam Jakarta. Terakhir, untuk warga Betawi ada Bang Haji Lulung di PAN. Aspirasi sosial budaya politik Betawi ke PAN. Selamat datang, Pak Haji Lulung,” sambungnya.

Lulung pun menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan DPW PAN kepada dirinya. Lulung yang beratribut PAN, kemudian mengulang cerita alasannya berhijrah dari PPP ke PAN.

“Saya dipecat oleh partai saya, karena saya tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Oleh karena itu, hari ini saya harus punya pilihan, saya harus hijrah ketika saya bersilaturahmi kepada ulama kepada para tokoh masyarakat. Jatuhlah pilihan saya kepada partai yang paling amanah di republik ini, yaitu partai PAN,” jelasnya.

Pernyataan Bambang direspon PPP. Menurut partai berlambang Ka’bah itu, biarlah masyarakat yang nantinya menilai ucapan dari Bambang tersebut. PPP menyatakan, sudah mempersiapkan diri lebih baik dalam melayani masyarakat dan umat di Jakarta.

“Biar saja ada orang lain menilai seperti itu. Dia merasa lebih baik dari kita, silakan saja. Ya, kita lihat saja nanti tanggapan masyarakat seperti apa. Yang jelas, PPP Jakarta sudah mempersiapkan diri lebih baik dan melayani masyarakat dan umat di Jakarta,” kata Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abdul Aziz saat dihubungi, Selasa 27 November 2018.

Selain di Abdul Aziz, ucapan Bambang soal partai pro-penista agama tersebut juga direspons oleh Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi. Dia menyinggung soal partai yang melahirkan koruptor dengan menyebut ada 3 ketua DPW partai yang ditangkap KPK.

“Jadi, Bambang (Bendahara DPW PAN Bambang Kusumanto), kami ingatkan bahwa parpol yang pro-ulama itu adalah yang berjuang dalam legislasi bernapaskan Islam, bukan parpol yang melahirkan kader koruptor. Apalagi parpol yang tiga Ketua DPW-nya dicokok KPK karena korupsi,” ucap Baidowi, Rabu 28 November 2018.

Baidowi mengacu pada penangkapan Ketua DPW PAN Sultra Nur Alam, Ketua DPW PAN Jambi Zumi Zola, dan Ketua DPW PAN Lampung Zainuddin Hasan oleh KPK. Nama terakhir merupakan adik kandung Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Baidowi juga menilai PAN hanya mengklaim sebagai partai pro-ulama. Klaim tersebut, dia melanjutkan, tak berdasar karena PAN disebutnya terbukti mengabaikan hasil ijtimak ulama terkait dengan Pilpres 2019.

Disinggung sebagai partai yang melahirkan koruptor, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengingatkan Baidowi untuk bercermin. Dradjad menyebut banyak senior PPP yang terjerat kasus korupsi. Dradjad meminta tak ada lagi saling tuding antara satu partai dan partai lain tentang hal ini.

“Mas Baidowi, mbok ya sebelum bicara itu menengok ke diri sendiri dulu. Kata orang Jawa, ndeleng githoke dewe. Silakan Mas Baidowi ingat-ingat sendiri, sekaliber apa senior-senior Anda yang pernah atau sedang ditahan karena kasus korupsi,” ujar Drajad.

“Daripada saling tuding, mending kita memberikan yang terbaik untuk mencegah korupsi. Insyaallah itu menjadi amal ibadah di dunia dan akhirat,” imbuh Dradjad.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER