Jumat, 29 Maret, 2024

Kementan Dorong Nganjuk Penyangga Bawang Merah Nasional

MONITOR, Nganjuk – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya menjaga stabilisasi pasokan dan harga dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Ketersediaan bahan pokok penting khususnya cabai dan bawang merah harus aman sehingga konsumen tersenyum dan petani untung.

Berangkat dari ini, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, melakukan pendampingan khusus ke 14 kabupaten penyangga nasional termasuk melakukan kunjungan ke Nganjuk Jawa Timur sebagai penyangga utama bawang merah.

Suwandi menjelaskan Kabupaten Nganjuk memiliki potensi pengembangan bawang merah yang cukup besar. Luas panen bisa mencapai 12.000 hektar per tahun sehingga terluas di Jawa Timur. Apabila produktivitas rata-rata 10 ton per hektar maka potensi produksi dalam setahun bisa mencapai 120.000 ton.

“Karenanya, kami optimistis ketersediaan bawang merah dari Natal sampai tahun baru aman dan tercukupi. Ini baru dari Nganjuk, ditambah Probolinggo, Malang, Sampang, Bojonegoro. Saya yakin ketersediaan aman, ungkapnya senyum,” jelasnya.

- Advertisement -

Dirjen termuda lingkup Kementan ini menilai dalam proses produksi bawang merah di Nganjuk dari hulu hingga hilir sudah bagus. Tinggal dimantapkan dan diperkuat hilirisasi hingga pengembangan industri olahan dan ekspor.

“Pada aspek hulu perlu diperkuat dengan benih biji unggul TSS sehingga lebih efisien dan diikuti teknik pemupukan dan pengendalian OPT ramah lingkungan,” ujarnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, melakukan pendampingan khusus ke 14 kabupaten penyangga nasional

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Irita menyebutkan luas panen sentra utama di Jawa Timur dalam setahun mencapai 38.000 hektar. Kabulaten Nganjuk seluas 12.000 hektar dengan produktivitas 12 ton, Probolinggo 5.500 hektar produktivitas 7,27 ton, Malang 4.200 hektar produktivitas 8,31 ton, Sampang 3.800 hektar produktivitas 7,91 ton, Pamekasan 2.400 hektar produktivitas 7,48 ton, Bojonegoro 2.800 hektar produktivitas 5,35 ton dan Kediri 1.800 hektar produktivitas 5,55 ton.

“Jadi luas panen satu tahun 38.168 hektar, produksi bisa mencapai 301.825 ton dengan konsumsi 107.875 ton sehingga surplus 193.950 ton. Ini bisa menjaga suplay dan pasokan nasional,” sebutnya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Nganjuk, Istanto Winoto mengatakan dalam perekonomian Kabupaten Nganjuk, sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting karena memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan regional bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk. Salah satu komoditas unggulan yang menyumbangkan nilai PDRB di sektor pertanian adalah bawang merah.

“Potensi pertanian yang dominan dengan wilayah pertanian sebesar 43.026 hektar dan memiliki jumlah rumah tangga tani sebesar 75 persen dari total rumah tangga di Kabupaten Nganjuk. Peranan pertanian yang dominan dapat dilihat dari struktur PDRB Kabupaten Nganjuk yakni sebesar 28,14 persen,” katanya.

Menurut Puji Santoso, Ketua Kelompok Tani Rejeki Lancar Dusun Sumbersari Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, Kelompok taninya mengembangkan komoditas bawang merah dengan varietas dominan Tajuk ” Bauci”, Manjung, Trisula Katumi, Philip dan Sanren. Rata-rata produktivitas bawang merah varietas Tajuk dan Bauci bisa mencapai 15 hingga 20 ton per hektar.

“Break Event Point (BEP) atau titik impasnya Rp 9.500 dan harga saat ini pada kisaran Rp 11.000 hingga 13.000 di konsumen. Jadi petani saat ini meraup keuntungan. Bidang usaha lainnya yang kami lakukan adalah produsen benih bawang merah,” ungkapnya.

 

Menurut Cahya Yudi Widianto peneliti dan breeder di wilayah Gondang mengatakan di wilayahnya juga di kenal adanya brambang putih. Jenisnya Bawang Merah (brambang) namun fenotipnya memang berwarna putih. Ditemukan di Gondang Nganjuk Jawa Timur oleh Pak Yudi dan Pak Puji. Selama ini oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai sarana ritual tolak bala.

“Rasanya jauh lebih enak dan harum sehingga potensial dikembangkan. Rencananya, untuk pengembangan baru mau ditanam benih 100 kg pada bulan ini di Nganjuk dan Jombang,” ujarnya.

Cahya menambahkan saat ini Brambang putih ini sementara di uji DNA di Laboratorium UGM untuk melihat kandungan dan prospektif pengembangan Brambang Putih ke depan. Hasil survei dari pihak pemerhati bawang merah dari Korea dan Malaysia menyatakan kesanggupan untuk mau membeli Brambang putih tersebut seharga Rp. 150.000 per kilogram untuk dijadikan bahan dasar obat.

“Ini tentunya menjadi sangat prospektif untuk dikembangkan ke depan,” tegasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER