NASIONAL

Gerindra: Prabowo Bicara dengan Fakta, Kok Kubu Jokowi Mengeluh?

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono,
menegaskan beberapa hal yang disampaikan Prabowo Soebianto, bukan Kontroversi tapi fakta.

Seperti banyak posisi pekerjaan disektor informal tranportasi online yang banyak diisi oleh pengemudi ojek dan driver online yang berpendidikan SMA dan S1, serta ancaman air laut pada tahun 2045 akan masuk Jakarta.

“Semua pakai fakta dan penelitian dari BNPB ya. Ini Saya kasih Pencerahan bagi Kubu Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang mengeluh dan merasa ucapan Prabowo itu Kontroversi,” kata Arief, Jumat 23 November 2018.

Soal tukang ojek online dan driver online, sambungnya, memang faktanya banyak diisi oleh tenaga kerja yang berpendidikan SMA dan S1. “Jadi bukan kontroversi ya. Prabowo bicara pakai fakta, dimana hampir 40 persen masyarakat Indonesia itu bekerja di sektor Informal yang tidak aman seperti yang bekerja sebagai pengemudi ojek dan driver online, dan lain-lain,” ujar Arief.

Menurutnya, beberapa sektor kerja tersebut belum dapat dikatakan aman karena tidak mendapatkan jaminan sosial ketenaga kerjaan bagi 40 persen pekerja di sektor informal. Selain itu, tidak ada penghasilan tetap berupa gaji bulanan.

“Jadi ya ini terbukti kalau program ekonomi Joko Widodo gagal menyerap angkatan kerja yang memiliki keahlian dan berpendidikan SMA dan S1,” ucapnya.

Menurut Arief, seharusnya para lulusan SMA dan S1 itu bisa diserap di lapangan kerja sektor informal, bukan terus malah di sektor informal yang tidak banyak memerlukan keahlian tertentu.

Terkait ancaman banjir Rob di Jakarta, menurutnya itu juga fakta dimana hal ini disebabkan adanya penurunan permukaan tanah di Jakarta yang terus turun tanpa bisa dikendalikan.

Dijelaskan Arief, dari hasil pengukuran tahun 1925 hingga 2010, permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun. Kenaikannya rata-rata 0,5 sentimeter per tahun.

Sebaliknya, laju penurunan muka tanah Jakarta mencapai 5 sentimeter hingga 12 sentimeter per tahun di sejumlah titik selama tiga dekade terakhir.

“Nah, kalau turun rata-rata 5cm sampai 12cm, kalau tidak ada penanggulangan secara serius, maka tahun 2045 Jakarta akan dimasuki air laut hingga 135Cm sampai 3,24cm. Apa bukan ancaman akan tenggelamnya Jakarta ya?” kata Arief.

Kondisi itu, lanjutnya, yang menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang menggenangi tanah Jakarta jadi lebih tinggi. “Kok mengeluh sih kubunya Joko Widodo Maruf Amin? Bukannya mikir akan potensi potensi yang bisa merugikan masyarakat, malah mengeluh bukan cari solusi selama 4 tahun terakhir ini,” tandas Arief.

Recent Posts

Rahayu Saraswati: Kampanye Anti Kekerasan pada Perempuan Sejalan dengan SDGs

MONITOR, Jakarta - Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyuarakan dukungan terhadap Kampanye 16…

43 menit yang lalu

Menag: Arab Saudi Siap Beri Perhatian Khusus Haji Indonesia

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta usai melakukan…

1 jam yang lalu

Komisi I DPR Ingatkan Netralitas TNI Jelang Pilkada Besok; Tak Boleh Ada Intervensi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan mengingatkan agar semua prajurit TNI…

1 jam yang lalu

DPR Dorong TNI Dilibatkan Dalam Pemberantasan Judi Online

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mendorong Pemerintah untuk terus berkomitmen dalam…

2 jam yang lalu

IPW Bongkar Kasus Penembakan Pelajar di Semarang, Begini Katanya

MONITOR, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) angkat bicara terkait peristiwa penembakan terhadap Siswa SMK…

3 jam yang lalu

Kolaborasi KKP-Kemendes PDT Sukseskan Program MBG dan Swasembada Pangan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan bersinergi dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal…

6 jam yang lalu