MONITOR, Jakarta – Pidato Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie pada HUT partai ke-4 membuat gempar banyak kalangan. Pasalnya, Grace dengan lantang menyebut PSI tidak akan mendukung Perda Injil maupun Perda Syariah.
Akibat penyataannya ini, Grace dibully habis-habisan dan dianggap tak beragama. Mengenai polemik ini, Juru Bicara PSI Guntur Romli mengatakan cuplikan pidato yang disampaikan Grace terkait konteks isu keadilan dan anti diskriminasi.
Gun Romli, demikian sapaannya, menjelaskan sikap netral PSI ini memiliki alasan tersendiri. Menurutnya, apabila ada peraturan yang berbasis agama tertentu maka akan mendiskriminasi pemeluk agama yang lain.
“Misalnya muslim yg hidup di daerah mayoritas Kristen, kalau di situ ada Perda Injil, maka akan kena dampak, sebaliknya yang non Islam hidup di tengah mayoritas muslim dan ada Perda berbasis syariah maka akan kena dampaknya,” terang Gun Romli, Rabu (14/11).
Ia menambahkan, pidato Grace Natalie juga berangkat dari keprihatinan kader PSI bersama dengan meningkatnya politik identitas dan politisasi agama dalam tahun-tahun terakhir ini.
Kemudian, pidato tersebut juga berangkat dari hasil beberapa lembaga penelitian seperti WAHID Institute, SETARA Institute & Komnas Perempuan terkait isu Perda-perda agama yang menjadi masalah diskriminasi, bahkan ada Laporan Komnas Perempuan yang menyatakan Perda-perda berbasis Agama ini menjadi semacam Pelembagaan Diskriminasi.
“Ini sangat ironis,” tukasnya.