Selasa, 3 Desember, 2024

Kementan dukung Budidaya Organik di Sulawesi Utara

MONITOR, Minahasa – Sulawesi Utara sebagai salah satu sentra hortikultura di timur Indonesia tengah gencar mensosialisasikan penerapan pertanian organik. Selain itu budidaya organik mampu menjaga kelestarian alam. Produk yang dihasilkan pun berkualitas dan sehat.

“Kami gencar mensosialisasikan penerapan pertanian organik kepada semua petani karena mampu menjaga kelestarian alam dan menghasilkan produk yang sehat,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara, Novly Wowiling.

Petani juga didorong memproduksi pupuk organik dari kotoran sapi dan ayam. “Untuk pupuk organik selain dari hewan, kami juga menggunakan limbah eceng gondok yang saat ini menjadi penyebab pendangkalan danau Tondano,” tambahnya.

- Advertisement -

Budidaya organik ini mendapat dukungan dan komitmen tinggi dari pemerintah daerah untuk terus mengembangkan hortikultura sekaligus menjaga alamnya.

“Kami sangat menyambut baik gagasan pemerintah daerah. Ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian untuk terus meningkatkan produksi bermutu, sehat, aman konsumsi serta menjaga kelestarian alam,” ujar Sri Wijayanti Yusuf, Direktur Perlindungan Hortikultura pada kunjungannya ke Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa (9/11).

Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2018 membina dan mengawal 250 desa pertanian organik di seluruh Indonesia, enam diantaranya berlokasi di Sulawesi Utara. Bantuan berupa sarana pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati. Petani diarahkan untuk menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

“Dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan diharapkan menghasilkan pangan sehat untuk konsumen dan petani. Alam juga terjaga dan paling penting biaya produksi lebih murah karena tidak tergantung pada bahan kimia yang harganya semakin mahal,” ujar Sri.

Petani bawang merah dan cabai Stanley Igir, Ketua Kelompok Tani Veritas, mengatakan sangat senang pertanaman musim ini akan dikawal oleh petugas Balai Perlindungan dan Pengujian Mutu Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPMTPB).

“Kami belajar menerapkan pertanian organik. Kami berharap dapat meningkatkan produksi bawang karena pada musim yang lalu banyak terserang penyakit akibat suhu tinggi dan kekurangan air,” kata Stanley.

Kepala BPPMTP Provinsi Sulawesi Utara, Fence Rompas, mengatakan bahwa dalam mengawal pengembangan desa organik, petugas lapang telah membimbing petani. Bimbingan mulai dari pengolahan tanah, mengaplikasikan trikokompos, merendam bibit dengan PGPR sebelum ditanam, merawat tanaman sampai dengan panen.

“Saya berkomitmen untuk terus mengawal petani dan berharap semakin banyak petani menerapkan pertanian ramah lingkungan dan tidak tergantung dari bahan bahan kimia,” tutup Fence.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER