Senin, 16 Desember, 2024

Bisnis Bawang Merah Goreng Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

MONITOR, Jakarta – Bawang merah merupakan salah satu rempah penting untuk dapur. Selain berfungsi sebagai penyedap rasa, juga berkhasiat sebagai bahan obat tradisional. Selain dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lain, bawang merah juga dijadikan bawang goreng. Bawang goreng menjadi bahan pelengkap wajib pelbagai jenis masakan misalnya soto, nasi uduk, bakso, nasi goreng dan bahkan dijadikan camilan.

Kelompok usaha Sumber Sari memulai usaha bawang goreng sejak 2010. Kelompok usaha yang beralamat di Blok Sukamanah RT 15 RW 05 Kelurahan Cipari, Kec Cigugur Kab Kuningan ini beranggotakan 16 orang. Kelompok ini merupakan penerima sarana pengolahan bawang merah olahan dari Kementerian Pertanian tahun 2018.

Suhardi selaku ketua telah mengikuti bimbingan teknis pengolahan cabai dan bawang pada tahun 2017 di Solok, Sumatera Barat. Pada tersebut dikenalkan beberapa materi pengolahan cabai dan bawang baik teori maupun prakteknya. Bimtek ini merupakan salah satu dari program Direktorat Jenderal Hortikultura.

Dirinya mengharapkan usaha industri rumah tangga bisa tetap berkelanjutan dan lebih maju dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok. Selain itu dapa meningkatkan nilai tambah dan daya saing serta menjaga stabilitas harga bawang merah pada saat produksi melimpah.

- Advertisement -

“Saya berharap usaha bawang goreng ini tetap berkelanjutan dan lebih maju. Usaha rumah tangga ini kami harapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok, meningkatkan nilai tambah dan daya saing serta menjaga stabilitas harga bawang merah pada saat produksi melimpah,” jelasnya.

Uung Gumilar, kepala bidang hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat menghimbau agar kelompok usaha Sumber Sari ini bermitra dengan petani bawang merah, serta berdampingan dengan dinas Kabupaten.

“Jika petani kesulitan dengan pemasaran maka bisa berdampingan dengan Dinas Kabupaten dan petani bawang merah. Jika kerja sama yang baik terbentuk diharapkan sama sama lebih untung karena harga bisa lebih tinggi dari para tengkulak,” jelas Uung.

Kelompok usaha penghasil bawang goreng ini menggunakan bahan baku bawang merah varian Sumenep dan Brebes. Untuk pasar lokal biasanya dengan menggunakan bawang Brebes. Sementara untuk pasar supermarket dengan menggunakan bawang merah Sumenep.

Bawang merah Sumenep mempunyai bentuk agak lonjong, mempunyai kandungan air relatif rendah dan teksturnya lebih renyah dan lebih gurih, tampilan warna lebih menarik, garing, gurih dan renyah, sedangkan varian Brebes memiliki aroma yang lebih kuat.

Kelompok ini memproduksi bawang goreng sebanyak delapan kuintal per hari. Bahan mentah bawang merah diperoleh dari lahan sendiri atau juga dari lahan petani lain di daerah kab Kuningan atau luar Kuningan yaitu Rosari, Cirebon dan Brebes. Harga bahan baku bawang merah varitas Sumenep seharga Rp 12.000 per kg sedang bawang merah Brebes Rp 6.000 – Rp 7.000 per kg.

Selain anggota kelompok, kelompok usaha Sumber Sari ini melibatkan ibu – ibu masyarakat sekitar dengan biaya pengupasan bawang Rp 1.500 per kg. Rata-rata per orang bisa mencapai 20 kg per hari dengan jumlah tenaga pengupas mencapai 83 orang. Tenaga mencuci bawang 1 orang, tenaga merajang, mengeringkan, mencampur dengan tepung, menggoreng dan mengemas sebanyak 6 orang. Tenaga laki – laki dengan upah Rp 10.000 per jam atau sekitar Rp 70.000 per hari. Pembayaran upah tersebut per minggu atau per dua minggu. Hal ini sangat membantu perekonomian masyarakat di lingkungan kelompok.

Harga bawang goreng tujuan pasar lokal Rp 40.000 per kg dan supermarket Rp 70.000 per kg. Pemasarannya ke beberapa supermarket dan pasar lokal lainnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER