MONITOR, Jakarta – Media sosial saat ini sedang viral potongan video berisi pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang berbicara soal masuk hotel dan ‘tampang Boyolali’ yang dianggap menghina.
Namun, Timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut makna asli video tersebut hilang karena dipotong dan menjadi terpelintir. Timses lalu menjelaskan maksud Prabowo sebenarnya.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Faldo Maldini mengatakan, Prabowo sebenarnya berbicara soal akses kesejahteraan. Dirinya lalu membahas konteks pernyataan yang disampaikan Prabowo dalam video terpotong tersebut. Intinya, kata Faldo, Prabowo ingin mengangkat derajat kesejahteraan orang-orang yang masih tergolong miskin di Indonesia.
“Jangan sampai soal penurunan kesejahteraan ini terus berlanjut, itu pesan dari Pak Prabowo. Data BPS memperlihatkan penurunan kesejahteraan di desa, yang membuktikan pemerintahan sekarang tidak bekerja dengan baik, padahal Dana Desa sudah Rp 70 T. Ke depan kami ingin tambah kuantitas dan kualitas belanjanya,” ujar Faldo.
Sementara itu, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade, menyesalkan pemotongan video tersebut. Menurutnya, itu adalah upaya mendiskreditkan Prabowo.
“Ini kan cara orang ingin mendiskreditkan Pak Prabowo ya. Karena supaya masyarakat ketahui, pihak sebelah itu kan surveinya stuck dan cenderung turun. Pak Prabowo dan Bang Sandi naik terus. Nah mulailah cara cari cara mendiskreditkan Pak Prabowo,” katanya, Jumat 2 November 2018.
“Caranya apa? Memotong-motong video percakapan Pak Prabowo supaya masyarakat salah persepsi untuk memfitnah Pak Prabowo, mendiskreditkan Pak Prabowo.”
Menurutnya, ada pihak yang mulai panik melihat survei Prabowo naik. Apalagi, sambungnya, pekan ini dari kubu lawan berjanji kepada rakyat soal mobil Esemka yang akan di luncurkan bulan Oktober namun tak kunjung ada. “Itu pengalihan isu untuk mendiskreditkan Pak Prabowo. Esemka mungkin tanggal 40 Oktober dilaunching,” cetusnya.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW), menyatakan pemotongan video tersebut tidak fair. Menurutnya, video potongan itu termasuk kategori hoaks yang bisa merugikan Prabowo.
“Tapi bahwa kalau itu kemudian dipotong-potong untuk kepentingan politik tertentu, untuk menghadirkan sebuah agenda politik tertentu, menurut saya itu tidak fair,” imbuh dia.
HNW menilai, Prabowo bukan tipikal sosok yang suka menjelek-jelekkan bangsa sendiri. Malah, lanjutnya, Prabowo merupakan sosok pejuang bangsa.
“Setahu saya Pak Prabowo tidak mempunyai sifat yang ‘mendikotomikan’ apalagi menjelek-jelekkan warga bangsanya sendiri. Setahu saya, Pak Prabowo selalu berada di pihak yang ingin membela warga bangsanya, memperjuangkannya dan karenanya pastilah narasi beliau tidak menjelek-jelekkan, membuat pertentangan kelas antarwarga tentu tidak,” tegas anggota DPR itu.
Partai Golkar menyebut pidato capres Prabowo Subianto soal ‘tampang Boyolali’ yang tersebar melalui potongan video merupakan suatu candaan. Meski demikian, Golkar tetap mengingatkan Prabowo.
“Konteksnya mungkin Pak Prabowo sedang bercanda, tapi tidak lucu. Beliau mengatakan di Jakarta itu gedung-gedungnya tinggi-tinggi dan mewah sehingga bagi orang yang biasa-biasa tidak bisa masuk ke gedung-gedung itu,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily.
Menurut Ace, candaan Prabowo kurang pas. Baginya, siapa pun bisa masuk hotel mewah. “Tapi sebenarnya, bagi seorang calon presiden, bercanda dengan mengatakan bahwa tampang orang Boyolali bukan tampang orang kaya rasanya tidak tepat,” tegas Ace.
Video berdurasi 20 detik itu diunggah beberapa akun di Twitter. Di awal video, pernyataan Prabowo tak terdengar jelas karena terpotong.
“Saya yakin kalian tidak pernah masuk hotel-hotel tersebut. Betul?” kata Prabowo dalam video tersebut dan disambut jawaban “betul” dari hadirin acara.
“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Kalian tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang-tampang kalian ya tampang Boyolali ini,” lanjut Prabowo.
Hadirin tak terdengar memprotes Prabowo. Diujung perkataan Prabowo dalam video yang dipotong itu, terdengar suara gelak tawa dari hadirin.