BERITA

Pejabat Lion Air Tak Mau Jawab Soal Pesawat JT 610 Dikabarkan Rusak

MONITOR, Jakarta – Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Teluk Karawang, Jawa Barat, meninggalkan duka mendalam bagi para keluarga korban.

Berbagai pertanyaan pun muncul terkait penyebab jatuhnya pesawat yang mengangkut 188 orang itu, yang terdiri dari 181 penumpang dan 7 awak kabin. Bahkan di media sosial, beredar kabar bahwa sebelumnya pesawat tersebut sempat mengalami masalah ketika terbang dari Bali.

Namun, Direktur Operasional Lion Group, Daniel Putut, tidak bersedia menanggapi pertanyaan wartawan soal rusaknya mesin pesawat usai melakukan penerbangan di hari sebelumnya. Padahal, terkait dengan kabar bahwa pesawat dalam kondisi rusak sebelum lepas landas, sempat menjadi perbincangan.

Daniel hanya menegaskan, perusahaannya siap memenuhi hak dan tanggung jawab terhadap keluarga korban. Hak yang dijanjikan termasuk pelayanan kepada keluarga korban di daerah untuk datang ke Jakarta.

“Kepada keluarga korban kami akan memenuhi hak dan tanggung jawab kami, sesuai aturan yang berlaku. Untuk keluarga korban, crisis center kami buka di Bandara Soekarno – Hatta Jakarta sampai nanti menunggu informasi lebih lanjut,” kata Daniel dalam konferensi pers di Bandara Soekarno – Hatta, Senin, 29 Oktober 2018.

Direktur Utama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia, Novi Riyanto, mengatakan investigasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dilakukan berdasarkan rekaman percakapan antara petugas menara dan pilot.

Novi menuturkan, sebelum hilang kontak, pilot meminta izin untuk menaikkan ketinggian dari 1.700 kaki ke 5.000 kaki. Permintaan tersebut diizinkan oleh petugas menara Air Taffic Control (ATC).

Pesawat tipe B737-8 Max take off dari Jakarta menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang sekitar pukul 06.20 WIB. Belasan menit kemudian, tepatnya pukul 06.33 WIB dilaporkan kehilangan kontak hingga pukul 09.00 ditemukan jatuh di Perairan Tanjung Karawang.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengungkapkan, pesawat tersebut mulai dioperasikan Lion Air pada Agustus 2018 dan baru memiliki 800 flight hour, sehingga masih relatif baru. Adapun capten Bhavye Suneja yang menjadi pilot pesawat itu mempunyai pengalaman lebih dari 6.000 jam terbang. Sedangkan copilot Harvino memiliki lebih dari 5.000 jam terbang.

Pesawat Lion Air JT 610 membawa 188 orang, terdiri dari 181 penumpang dan 7 awak kabin. Prosen evakuasi dilakukan sejak serpihan pesawat dan barang-barang penumpang ditemukan di Tanjung Karawang. Barang yang ditemukan di antaranya dompet, KTP, kartu BPJS hingga potongan tubuh manusia.

Recent Posts

Hadiri Panen Raya Bersama Prabowo, Prof Rokhmin: Kita Harus Pastikan Petani Sejahtera

MONITOR, Majalengka - Kementerian Pertanian bersama Kabinet Merah Putih menggelar Panen Raya Padi Serentak di…

53 menit yang lalu

DPR Inisiasi Resolusi Darurat Terkait Myanmar di Sidang Forum Parlemen Dunia

MONITOR, Jakarta - Delegasi DPR RI menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar…

2 jam yang lalu

Tinjau Posko Mudik di Banten, Menteri Dody Pastikan Kesiapan Fasilitas untuk Layani Pemudik

MONITOR, Banten - Melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Posko…

6 jam yang lalu

Siswa Kembar MAN 2 Padangsidempuan Lulus SNBP di UI dan UM

MONITOR, Jakarta - Saudara kembar tidak selalu harus kuliah di perguruan tinggi yang sama. Ihsan…

7 jam yang lalu

Menag Harap Halal Bihalal Idulfitri Jadi Momen Syukuri Kedamaian Indonesia

MONITOR, Jakarta - Halal bihalal menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia pada momen Idulfitri. Menag…

17 jam yang lalu

Peringati Hari Nelayan, Prof Rokhmin harapkan Negara Beri Dukungan Lebih Kuat

MONITOR - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang juga guru besar Fakultas Perikanan dan…

19 jam yang lalu