MONITOR, Washington – Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dikirimi sebuah paket berisi peledak atau bom. Paket tersebut juga dikirim ke kantor CNN di New York Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (24/10/2018).
Dikutip dari The New York Times, disebutkan bahwa tiga paket bom tersebut mirip dengan yang ditemukan di rumah penguasaha George Soros, Senin lalu. Beruntung, tak satu pun paket bom yang dikirim itu meledak. Aparat penegak hukum saat ini telah melakukan penyidikan apakah semua perangkat bom dikirim oleh satu orang atau orang yang sama.
Sementara itu, pihak Gedung Putih telah menyatakan mengutuk upaya serangan kekerasan yang dilakukan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Aksi-aksi teror ini tercela, dan siapa pun yang bertanggung jawab akan dimintai tanggung jawab sepenuhnya dari hukum,” kata pernyataan Gedung Putih.
Saat ini dinas rahasia Amerika Serikat atau secret service dan lembaga penegak hukum lainnya sedang menyelidiki aksi teror yang meresahkan negeri paman sam itu.
MONITOR, Jakarta - Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) SDM Kementerian Agama membuka pendaftaran diklat online pembuatan…
MONITOR, Surabaya - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, memberikan pandangannya terkait rencana…
MONITOR, Jakarta - Proses Import Risk Analysis (IRA) yang dilakukan delegasi Ministry of Agriculture, Livestock,…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah menyambut baik langkah pemerintah mengalokasikan…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali mengukir prestasi internasional yang sekaligus menjadi…