HUKUM

Perlu Investigasi soal Keberadaan IndonesiaLeaks

MONITOR, Jakarta – Pakar hukum pidana Universitas al-Azhar Indonesia (UAI), Dr. Suparji Achmad mengatakan perlu ada investigasi soal IndonesiaLeaks yang menempatkan diri sebagai portal investigasi karena temuan dan laporan IndonesiaLeaks banyak yang terbantahkan setelah dikonfirmasi dengan KPK seolah menyisakan misteri dan ada keraguan akan kebenaran berita tersebut.

“Ada keraguan akan kebenaran berita ini sehingga menyisakan misteri. Kebenaran informasi IndonesiaLeaks tidak satupun menguatkan karena tidak ada alat bukti, proses hukum harus kembali ke alat bukti. Basuki sendiri sudah membantah bahwa Tito Karnavian tidak terlibat dan dia juga mengatakan tidak menyuap Tito,” papar Dr. Suparji Achmad dalam diskusi publik Kaukus Muda Indonesia (KMI) dengan tema “IndonesiaLeaks Medium untuk Rakyat atau Alat Propaganda?”, Jakarta, Jum’at (19/10/2018)

Suparji juga menambahkan, bahwa keberadaan IndonesiaLeaks belum bisa dipastikan apakah sudah sesuai dengan peraturan hukum, karena setiap lembaga yang resmi harus terdaftar dalam Perseroan Terbatas sehingga secara legal formal memiliki kekuatan hukum. Karena jika tidak resmi Kominfo harus menutup situs IndonesiaLeaks.

“Jika eksistensi IndonesiaLeaks dan pemberitaannya tidak sesuai dengan aturan hukum misalnya tidak terdaftar dalam Perseroan Terbatas (PT), maka Kominfo segera menutup situs tersebut, dan kalau ada pihak – pihak yang merasa dirugikan atas informasi IndonesiaLeaks maka persoalan ini bisa dibawa ke ranah hukum,” tegas Suparji

Sementara itu, Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan bahwa demokrasi digital kerap menampilkan sisi-sisi yang tersembunyi sekalipun itu paradoks. Karena itu, yang menjadi pertanyaan apakah Informasi IndonesiaLeaks sebuah fakta kebenaran atau propaganda, dan apakah IndonesiaLeaks murni untuk mengawal masyarakat sipil.

“Secara politik memang ada kontestasi antar kelompok kepentingan yang menggoreng kasus ini, tetapi jangan sampai informasi ini sekadar sensasi saja. Sebab sensasi dan substansi bisa dimainkan melalui mobilisasi dan framing opini maupun propaganda untuk mengkonstruksi dukungan politik. Karena ini muncul di tengah momentum politik,” ujar Ari

Sebelumnya, IndonesiaLeaks merilis hasil investigasinya perihal penyobekan buku merah sebagai alat bukti di KPK. Namun KPK sendiri telah membantah setelah dikonfirmasi terkait temuan IndonesiaLeaks tersebut.

Recent Posts

Dissenting Opinion dari Tiga Hakim MK, DPR: Perlunya Perbaikan Kualitas Pemilu dan Pilkada

MONITOR, Jakarta - Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid menyorti fakta adanya perbedaan pendapat (dissenting…

5 jam yang lalu

Halal Bihalal Dulur Cirebonan, Sejumlah Tokoh Kembali Suarakan Wacana Pembentukan Provinsi

MONITOR, Jakarta - Dulur Cirebonan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) menggelar acara Silaturahmi dan Halal…

9 jam yang lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Narasi kritis yang diangkat oleh koalisi partai politik pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin…

10 jam yang lalu

Fadli Zon: Petani Indonesia Harus Lebih Sejahtera di Tangan Pemimpin Baru

Monitor, Jakarta - Anggota DPR RI Fadli Zon berharap ke depannya pertanian di Indonesia bisa lebih…

11 jam yang lalu

Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik

MONITOR, Jakarta - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan inisiatif…

13 jam yang lalu

Pertemuan Strategis Indonesia dan Selandia Baru Percepat Protokol Perdagangan Nanas dan Manggis dari Indonesia

MONITOR, Jakarta – Badan Karantina Indonesia dan Ministry for Primary Industries (MPI) Selandia Baru menggelar…

14 jam yang lalu